Sabtu 30 Apr 2022 12:55 WIB

PBB Catat 3.000 Pengungsi Hilang Ketika akan Menyebrang ke Eropa

Pengungsi hilang ketika mencoba menyeberangi Mediterania Tengah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Dalam file foto Rabu, 11 November 2020 ini, pengungsi dan migran diselamatkan oleh anggota LSM Spanyol Proactiva Open Arms, setelah meninggalkan Libya mencoba mencapai tanah Eropa dengan kapal karet yang penuh sesak di laut Mediterania.
Foto: AP/Sergi Camara
Dalam file foto Rabu, 11 November 2020 ini, pengungsi dan migran diselamatkan oleh anggota LSM Spanyol Proactiva Open Arms, setelah meninggalkan Libya mencoba mencapai tanah Eropa dengan kapal karet yang penuh sesak di laut Mediterania.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mencatat lebih dari 3.000 orang tewas atau hilang ketika mencoba menyeberang ke negara-negara Eropa selama 2021. 

"Orang-orang itu meninggal atau hilang ketika mencoba menyeberangi Mediterania Tengah dan Barat dan Atlantik ke Eropa," kata juru bicara UNHCR Shabia Mantoo pada konferensi pers di Jenewa, seperti dilansir laman Anadolu Agency, Sabtu (30/4/2022).

Baca Juga

Mantoo mengutip laporan UNHCR baru yang juga menyerukan bantuan mendesak untuk mencegah kematian. Bantuan juga dibutuhkan untuk melindungi pengungsi dan pencari suaka yang memulai perjalanan berbahaya melalui darat dan laut.

Menurut laporan tersebut total 1.924 orang dilaporkan tewas atau hilang di rute Mediterania Tengah dan Barat. Sementara tambahan 1.153 meninggal atau hilang di rute maritim Afrika Barat Laut ke Kepulauan Canary.

Jumlah kematian yang dilaporkan pada 2020 sebanyak 1.544 untuk kedua rute tersebut. "Yang mengkhawatirkan, sejak awal tahun, tambahan 478 orang juga meninggal atau hilang di laut," kata laporan itu.

"Sebagian besar penyeberangan laut dilakukan dengan perahu karet yang penuh sesak, tidak layak laut, banyak di antaranya terbalik atau kempes yang menyebabkan hilangnya nyawa," katanya.

UNHCR juga menyerukan 163,5 juta dolar AS untuk membantu dan melindungi ribuan pengungsi dan lainnya untuk strategi baru perlindungan pengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement