Kamis 28 Apr 2022 22:30 WIB

Inggris Sebut Serangan Ukraina pada Logistik Rusia Sah

Inggris merupakan sekutu Ukraina paling vokal.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah gedung apartemen yang rusak parah menyusul serangan Rusia di pusat Borodyanka, Ukraina, Rabu, 6 April 2022.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Sebuah gedung apartemen yang rusak parah menyusul serangan Rusia di pusat Borodyanka, Ukraina, Rabu, 6 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan pasukan Ukraina memiliki hak menyerang target logistik Rusia untuk menghancurkan pasokan makanan, bahan bakar dan amunisi. Namun, tampaknya serangan itu tidak menggunakan senjata dari Inggris.

Ketegangan antara Inggris dan Rusia meningkatkan pada pekan ini. Moskow menuduh London memprovokasi Ukraina menggelar serangan di dalam wilayah dalam Rusia.

Baca Juga

Moskow mengancam akan ada "respon yang proporsional" bila London terus melakukan provokasi. Wallace mengatakan berdasarkan hukum internasional Ukraina memiliki hak untuk membela diri.

"Salah satu bagian dari jenis membela diri dari invasi jelas di mana Ukraina akan menyerang jalur pasokan tentara Rusia karena tanpa bahan bakar dan makanan dan amunisi, tentara Rusia terhenti dan tidak bisa melanjutkan invasi," katanya pada stasiun televisi BBC, Kamis (28/4/2022).

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu Inggris merupakan sekutu Kiev paling vokal. Mereka mengirimkan bantuan kemanusiaan dan senjata.

Wallace mengatakan Inggris telah mengirimkan arteleri ke Ukraina yang digunakan untuk melawan pasukan Rusia. Tapi ia menambahkan tampaknya senjata-senjata yang dikirim Inggris tidak dapat digunakan untuk serangan jarak jauh.

Ia mengatakan belum diketahui apakah serangan yang terjadi di Rusia dalam beberapa pekan terakhir dilakukan negara Ukraina. Ia menambahkan Ukraina tidak memiliki senjata Inggris yang dapat melakukan itu.

Wallace menambahkan pasukan Ukraina menggunakan peluncur rudal mobil. Sementara angkatan bersenjata Inggris meluncurkannya lewat udara atau laut.

"Saat ini mereka tidak memiliki senjata Inggris yang dapat melakukan itu, tampaknya bukan senjata kami, kami sangat tidak mungkin untuk memasoknya pada siapa pun karena teknologi dan juga kelangkaannya kami memiliki kemampuan itu, jadi sangat tidak mungkin," katanya.

Ia juga membantah Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menggelar perang proksi di Ukraina. Tapi Barat akan meningkatkan bantuan ke negara itu bila Rusia melanjutkan serangan. "Terkadang termasuk pesawat dan tank," katanya pada Times Radio.

Pada Rabu (27/4/2022) kemarin terdapat sejumlah laporan ledakan di selatan Rusia dan kebakaran di gudang senjata. Rusia berulang kali mengkritik bantuan militer Inggris ke Ukraina dengan menuduhnya hanya akan memperpanjang konflik untuk memperlemah Moskow.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement