Kamis 28 Apr 2022 16:03 WIB

Sejumlah Artileri Berat AS Telah Tiba di Ukraina

50 orang Ukraina telah dilatih untuk mengoperasikan artileri howitzer.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Sebuah peluru 155mm ditembakkan dari meriam Howitzer 777. Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, separuh dari total 90 artileri berat howitzer yang dikirim Amerika Serikat (AS) telah tiba di Ukraina.
Foto: AP Photo/David Goldman
Sebuah peluru 155mm ditembakkan dari meriam Howitzer 777. Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, separuh dari total 90 artileri berat howitzer yang dikirim Amerika Serikat (AS) telah tiba di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, separuh dari total 90 artileri berat howitzer yang dikirim Amerika Serikat (AS) telah tiba di Ukraina. Kirby menambahkan, 50 orang Ukraina telah dilatih untuk mengoperasikan artileri tersebut.

"Saya dapat memberi tahu Anda tanpa memberikan angka bulat bahwa, lebih dari setengah howitzer itu ada di Ukraina," kata Kirby, dilansir Alarabiya, Kamis (28/4/2022).

Baca Juga

Kirby menambahkan bahwa, 50 orang Ukraina telah dilatih mengoperasikan howitzer. Pelatihan tahap pertama ini dilakukan di luar Ukraina. Namun Kirby belum mengetahui apakah pelatihan tahap kedua sudah dimulai.

"Orang-orang Ukraina yang terlatih akan melatih rekan satu tim mereka di Ukraina, kata Kirby.

Pekan lalu, Pentagon telah mengumumkan paket bantuan pertahanan senilai 800 juta dolar AS untuk Ukraina. Bantuan tersebut termasuk 72 howitzer 155 mm, 144 ribu peluru artileri, 121 sistem udara tak berawak Phoenix Ghost, dan kendaraan untuk menarik howitzer.

Paket itu merupakan tambahan dari 18 howitzer sebelumnya dan 40.000 peluru artileri. Sehingga jumlah total howitzer menjadi 90 dan 183 ribu peluru artileri.

Senjata Howitzer dapat menembakan artileri jarak jauh untuk mendukung pasukan darat. Senjata ini digunakan oleh Angkatan Darat AS dan Korps Marinir.

Pengiriman howitzer datang pada saat Ukraina mengantisipasi pertempuran skala besar yang sedang dipersiapkan Rusia di wilayah Donbas timur. Sebelumnya Kepala Staf Gabungan, Mark Milley, mengatakan, pertempuran di wilayah timur akan lebih sulit bagi Ukraina. Oleh karena itu, Ukraina membutuhkan lebih banyak persenjataan dan artileri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement