REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA—YouTube mulai menguji iklan di Shorts, fitur video pendek yang diperkenalkan perusahaan pada 2020 yang mirip dengan yang ditawarkan TikTok dan Instagram. Kepala Bisnis Google Philipp Schindler kepada Investor pada Selasa (26/042022) mengatakan, perusahaan secara khusus bereksperimen dengan iklan pemasangan aplikasi dan promosi lainnya.
“Kami sedang menguji monetisasi pada film pendek, dan umpan balik serta hasil awal pengiklan sangat menggembirakan,” ujar CFO Alphabet Ruth Porat, dilansir dari The Verge, Kamis (28/4/2022).
Menurut Google, YouTube’s Shorts menghasilkan 30 miliar tampilan harian, empat kali lipat dari tahun lalu. Sementara itu, pertumbuhan pendapatan iklan YouTube naik, mencapai 6,86 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 99,09 triliun , menurut laporan pendapatan kuartal pertama. Namun, angka itu di bawah ekspektasi analis.
YouTube memperkenalkan dana pembuat 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun untuk Shorts tahun lalu. Youtube berharap untuk memikat pembuat konten untuk menggunakan platform-nya.
YouTube mengumumkan pada Agustus bahwa mereka akan membayar pembuat video populer hingga 10 ribu dolar AS atau Rp 144,4 juta per bulan. Perusahaan, pada saat itu, menganggapnya sebagai cara alternatif untuk iklan dari pembuat konten yang membayar sementara perusahaan menyempurnakan program monetisasi jangka panjang yang dapat diskalakan untuk mereka.
Selama penampilannya di Februari di The Vergecast bersama Nilay Patel dan Catie Keck, kepala produk YouTube Neal Mohan membahas rencana lebih lanjut bagi pembuat konten untuk menghasilkan uang dari Shorts. Ini termasuk menambahkan konten bermerek, memungkinkan konsumen untuk berbelanja dari Short, dan menghadirkan Super Chat ke layanan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
