Kamis 28 Apr 2022 00:50 WIB

Pemesanan Kamar Hotel Daerah Wisata di Aceh Meningkat Saat Lebaran

Peningkatan pemesanan kamar naik hingga 80 persen dari tingkat hunian kamar hotel

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja menyemprotkan cairan disinfektan di sebuah kamar hotel. Peningkatan pemesanan kamar hotel di Aceh naik hingga 80 persen dari tingkat hunian kamar hotel pada Idulfitri 1443 Hijriyah. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Pekerja menyemprotkan cairan disinfektan di sebuah kamar hotel. Peningkatan pemesanan kamar hotel di Aceh naik hingga 80 persen dari tingkat hunian kamar hotel pada Idulfitri 1443 Hijriyah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Aceh menyatakan pemesanan kamar hotel di daerah wisata di provinsi ujung barat Indonesia tersebut meningkat saat libur Idulfitri 1443 Hijriah.

"Pemesanan kamar hotel meningkatkan di daerah wisata seperti Sabang dan Takengon di Kabupaten Aceh Tengah dan daerah lainnya di Aceh," kata Sekretaris PHRI Aceh Octowandi di Banda Aceh, Rabu (27/4/2022).

Baca Juga

Octowandi menyebut peningkatan mencapai hingga 80 persen dari tingkat hunian kamar hotel. Naiknya pemesanan kamar hotel tersebut terjadi hingga lima hari setelah Lebaran atau H+5. Sedangkan di daerah yang bukan menjadi destinasi utama pariwisata di Aceh, kata Octowandi, pemesanan kamar hotel juga meningkat. Namun, peningkatan tidak seperti daerah wisata.

"Pemesanan kamarnya berkisar 50 hingga 60 persen. Namun, secara umum ada peningkatan okupansi hotel di Aceh. Dan ini tentu mendorong pemulihan ekonomi masyarakat," terang Octowandi.

 

Dia mengatakan pemesan kamar hotel tersebut umumnya wisatawan luar Aceh seperti dari Medan, Sumatra Utara, Jakarta, dan lainnya. Namun, ada juga dari berbagai daerah di Aceh. "Kalau pemesanan di Sabang, kebanyakan dari luar Aceh seperti Medan, Jakarta, dan lainnya. Dan ini tentu semakin membaiknya keadaan setelah terdampak pandemi Covid-19 sejak dua tahun terakhir," kata Octowandi.

Menurut dia, meningkatnya hunian kamar hotel di Aceh pada Idulfitri 1443 Hijriah karena ada kebijakan pelonggaran pembatasan dari pemerintah terkait Covid-19. Kendati ada pelonggaran, pengelola hotel di Aceh tetap menerapkan protokol kesehatan kepada tamunya seperti memakai masker, menjaga jarak, serta tidak berkerumun.

Selain protokol kesehatan, pengelola hotel juga memeriksa tamu dengan aplikasi PeduliLindungi. "Dan yang terpenting, tamu hotel sudah divaksin Covid-19. Ini dilakukan untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19," kata Octowandi.

Jumlah hunian hotel dan penginapan lainnya di Aceh mencapai 7.000-an kamar yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh. Jumlah terbanyak berada di Banda Aceh sebagai ibu kota provinsi serta daerah yang menjadi destinasi pariwisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement