Rabu 27 Apr 2022 14:22 WIB

Membumikan Deradikalisasi Multipihak

Para akademisi punya peran penting dalam menangkal pemahaman atau ideologi terorisme.

Ilustrasi Terorisme
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Farabi Ferdiansyah, Pengamat Kebijakan Terorisme

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar mengutarakan tengah menerapkan model Pentahelix dalam penanggulangan terorisme di tahun 2022. Model ini diutarakan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III yang dilaksanakan pada 25 Januari 2022. Menurutnya, hal ini merupakan bentuk kolaborasi yang akan membangun kekuatan nasional melawan ideologi radikal terorisme.

“Kebijakan Pentahelix merupakan sebuah model pencapaian dengan kerja sama dan kolaborasi secara multipihak yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media dan komunitas, masyarakat, termasuk pelaku seni budaya,” ucap Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar.

Model Pentahelix dapat diartikan sebagai kolaborasi multipihak yang melibatkan lima unsur utama, yakni pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha dan media. Model ini digaungkan untuk mengurai berbagai persoalan bangsa, di antaranya pembangunan desa, perbaikan ekonomi atau peningkatan sektor pariwisata.

Dalam kaitannya dengan penanggulangan terorisme, model ini dapat diterapkan dalam pencegahan, pembinaan kemampuan dan deradikalisasi yang melibatkan berbagai pihak dalam mengoptimalkan ketahanan bangsa terhadap ideologi radikal terorisme. Karena sejatinya, ancaman terorisme dapat terjadi kepada siapa saja dan di mana saja, termasuk di dalam tubuh sebuah organisasi. Karena itu seluruh pihak perlu saling men-support satu sama lain guna menguatkan kesiapsiagaan nasional dan imunitas diri dari paparan virus radikal terorisme.

Deradikalisasi Multipihak

Konsep multipihak ini pun selaras dengan desain deradikalisasi yang melibatkan berbagai kementerian/lembaga guna menurunkan atau menghilangkan paham radikal terorisme pada diri seseorang. Dengan adanya penguatan dalam lima unsur; yakni unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas dan media ini menjadi amunisi baru bagi pegiat deradikalisasi.

Dengan penguatan berbagai lini, tentunya proses deradikalisasi akan menjadi lebih komprehensif dan berkesinambungan. Kelima unsur tersebut diharapkan dapat saling melengkapi, untuk mensinergikan peningkatan imunitas seseorang terhadap paham atau propaganda radikal terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement