Rabu 27 Apr 2022 09:40 WIB
SEA GAMES 2021

Mayoritas Atlet Putri Wushu di SEA Games Berstatus Debutan

Hanya ada atlet wushi putri yang tercatat pernah tampil pada SEA Games 2019.

Junita Malau, atlet wushu Indonesia.
Foto: Antara
Junita Malau, atlet wushu Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih timnas wushu Indonesia, Novita, mengatakan mayoritas atlet putri yang tampil pada SEA Games Hanoi, Vietnam, 12-23 Mei, berstatus debutan. Secara keseluruhan, Indonesia bakal menurunkan 16 atlet pada pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara edisi ke-31 tersebut dan delapan di antaranya adalah atlet putri.

Dari daftar atlet putri, hanya dua nama yang tercatat pernah tampil pada SEA Games sebelumnya pada 2019 di Filipina, yakni Rosalina Simanjuntak (sanda 52kg) dan Nandhira Mauriska (Changquan, Jianshu, Qiangshu). Selebihnya adalah atlet debutan.

Baca Juga

Mereka, yakni Junita Malau (sanda 48kg), Mellysa Try Andani (sanda 56kg), Thania Kusumaningtyas (sanda 60kg), Eugenia Diva Widodo (Daoshu/Gunshu), Alisya Mellynar (Taijiquan dan Taijijian), dan Zoura Nebulani (Changquan, Jianshu, Qiangshu).

"Pada sektor putri, rata-rata debutan. Meski demikian, semua punya peluang untuk meraih medali emas. Setidaknya target ada di perak dan perunggu," ujar Novita saat ditemui di Jakarta, Selasa (26/4/2022).

Sedangkan pada sektor putra, atlet yang pernah tampil pada SEA Games 2019 adalah Edgar Xavier Marvello (Changquan, Daoshu/Gunshu), Seraf Naro Siregar (Changquan, Daoshu/Gunshu), Harris Horatius (Nanquan, Nandao, Nangun), Abdul Haris Sofyan (sanda 65kg), Laksamana Pandu Pratama (sanda 56kg), Puja Riyaya (sanda 70kg).

Sisanya baru kali pertama tampil di pesta olahraga dua tahunan tersebut yakni, Nicholas (Taijiquan dan Taijijian) dan Jumanta (sanda 60kg).

Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) menargetkan tiga medali emas pada SEA Games Hanoi. Menurut manajer timnas wushu Iwan Kwok target tersebut dinilai realistis.

"Kami memang menargetkan tiga medali emas dan kami tidak berani menargetkan lebih dari itu. Sebab, kami mengalami kesulitan memantau peta kekuatan lawan mengingat banyaknya turnamen internasional tidak bisa digelar akibat dampak dari pandemi Covid-19 melanda dunia," kata Iwan Kwok.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement