Rabu 27 Apr 2022 05:00 WIB

Relawan Masjidil Haram, Budaya yang Dicintai Orang Arab Saudi

Orang Arab saudi mencintai relawan Masjidil Haram.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Relawan Masjidil Haram, Budaya yang Dicintai Orang Arab Saudi. Foto: Relawan Arab Saudi memeriksa suhu tubuh rekannya menyusul pandemi virus Covid-19 di Riyadh, Arab Saudi, 10 Mei 2020.
Foto: Reuters
Relawan Masjidil Haram, Budaya yang Dicintai Orang Arab Saudi. Foto: Relawan Arab Saudi memeriksa suhu tubuh rekannya menyusul pandemi virus Covid-19 di Riyadh, Arab Saudi, 10 Mei 2020.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Kepresidenan Umum Urusan Dua Masjid Suci baru-baru ini mengumumkan ribuan sukarelawan bekerja di Masjidil Haram selama bulan suci Ramadhan.

Area kerja para relawan tersebut beragam, mulai dari penerjemahan hingga membantu para lansia menggunakan jasa transportasi (kendaraan listrik).  Relawan direkrut melalui platform nasional Kementerian Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Sosial untuk pekerjaan sukarela.

Baca Juga

Bulan Sabit Merah Saudi mengumumkan 1.728 personelnya, termasuk dokter, spesialis dan petugas medis, akan menjadi sukarelawan di Masjidil Haram selama Ramadhan.

Secara efisien, mereka menyediakan layanan perawatan darurat bagi pengunjung Masjidil Haram melalui 18 stasiun perawatan darurat utama, bersama dengan tenda tambahan yang menutupi bagian masjid yang tersisa.

Sejauh ini sudah tercatat 20.736 jam kerja sukarela, dengan sukarelawan menangani 1.650 kasus penyakit. Namun, sebagian besar kasus yang mereka tangani adalah kasus ringan yang disebabkan oleh kelelahan.

Dilansir di Arab News, Selasa (26/4/2022), relawan Bulan Sabit Merah ditempatkan berdampingan dengan tim perawatan darurat utama di area Mataf Masjidil Haram, area Al-Masaa, lantai satu dan dua, serta alun-alun dan koridor.

Beberapa kasus dibawa ke klinik Masjidil Haram, sementara sebagian besar dari jamaah yang mencari perawatan darurat dirawat di tempat.

Upaya ini merupakan kelanjutan dari kerja sukarela yang dimulai bertahun-tahun lalu di Masjidil Haram. Para relawan meningkatkan kehadiran mereka di Masjidil Haram untuk membantu mendistribusikan makanan buka puasa kepada jemaah, bekerja sama dengan pihak berwenang.

Direktur jenderal Bulan Sabit Merah di Wilayah Makkah, Mustafa Jameel Baljoon, menekankan pentingnya kerja sukarela ini. Kegiatan tersebut dinilai mempromosikan rasa tanggung jawab di antara pria dan wanita muda.

"Pekerjaan sukarela memperkuat rasa memiliki masyarakat dan membuat pemuda kami merasakan betapa pentingnya berpartisipasi dan membantu membangun tanah air dan melayani pengunjung Masjidil Haram, yang mencerminkan sisi positif pada pengembangan kapasitas," kata dia.

Otoritas Bulan Sabit Merah Saudi disebut meningkatkan jumlah peluang sukarelawan yang tersedia setiap tahun, untuk mencapai satu juta sukarelawan pada 2030. Hal ini sejalan dengan tujuan dan Visi Kerajaan 2030.

Seorang relawan dalam tim l2jlkyawatan (Untuk Tanah Air), Ehsan Hawsawi, mengatakan kerja sebagai relawan adalah suatu kehormatan dan pilar utama masyarakat, terutama selama Ramadhan yang mewujudkan nilai-nilai memberi, solidaritas dan kerjasama.

“Pekerjaan ini bertujuan untuk memberikan dampak besar di hati para pengunjung Dua Masjid Suci, mengajarkan kepada generasi dimensi karya ini bersama dengan nilai-nilai interaktif dan budayanya, serta menggabungkan konsep inovasi dan keragaman dalam agama, budaya, serta sosial yang terkait dengan kesehatan dan pariwisata," ujarnya.

Pemimpin Tim Relawan Hur Makkah Abeer Fakirah mengatakan pihaknya terus berupaya menyebarkan perbuatan baik di negara tersebut.

Manusia pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Mereka perlu menjadi bagian dari masyarakat dan dengan sekelompok orang, baik di rumah, tempat belajar atau tempat kerja.

"Hal ini terjadi karena ciri-ciri sosial termasuk di antara sifat-sifat manusia. Akal sehat selalu menyeru manusia untuk berbuat baik dan mengesampingkan kejahatan tanpa batas," lanjut dia.

Dia mengatakan, kerja sukarela dianggap sebagai salah satu sumber utama perbuatan baik karena membantu mencerminkan citra positif masyarakat, mengungkapkan kemakmurannya dan seberapa banyak moral yang baik tersebar di antara anggotanya.

Fakirah mengatakan, sebanyak 30.000 jamaah umrah dan pengunjung telah merasakan manfaat dari layanan tim. Adapun jumlah penyedia layanan pria dan wanita dari tim mencapai 145 orang.

“Ini merupakan bagian yang sangat kecil dari apa yang layak untuk tanah air kita. Tujuan kami adalah mendapatkan ganjaran dari Allah atas perbuatan baik kami, sampai Makkah menjadi kota pertama di dunia," ujarnya.

Sumber:

https://www.arabnews.com/node/2070476/saudi-arabia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement