Selasa 26 Apr 2022 21:45 WIB

Le Pen akan Bertarung dalam Pemilihan Parlemen Prancis

Marine Le Pen akan mempertahankan kursinya dalam pemilihan parlemen pada Juni

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen akan mempertahankan kursinya dalam pemilihan parlemen pada Juni mendatang.
Foto: AP/Michel Euler
Pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen akan mempertahankan kursinya dalam pemilihan parlemen pada Juni mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen akan mempertahankan kursinya dalam pemilihan parlemen pada Juni mendatang. Wakil Presiden National Rally (RN), Louis Aliot mengatakan, Le Pen akan maju sebagai kandidat dalam pemungutan suara pada 12 dan 19 Juni.

"Dia akan menjadi kandidat dalam pemilihan parlemen," kata Aliot.

Aliot menambahkan bahwa, Le Pen yang telah kalah dalam pemilihan presiden akan menjadi oposisi utama bagi Presiden Emmanuel Macron, yang berhasil mengamankan masa jabatan kedua. Aliot mengatakan, partai RN harus mendapatkan setidaknya 15 kursi, sehingga dapat membentuk aliansi di parlemen. Pada pemilu 2017, partai Le Pen memenangkan delapan kursi.

Dalam pemilihan presiden putaran kedua pada Ahad (24/4/2022), Macron menang dengan memperoleh 58,5 persen suara. Sementara Le Pen mendapatkan 41,5 persen suara. Meski kalah, Le Pen menyebut hasil pemilihan presiden kali ini sebagai kemenangan yang bersinar.

"Dalam kekalahan ini, mau tak mau saya merasakan sebentuk harapan," ujar Le Pen.

Meski kalah, Le Pen masih mencetak penampilan elektoral terbaiknya. Sejumlah pihak memperkirakan, banyak pemilih memberikan suara kepada Macron untuk mencegah kemenangan Le Pen yang sangat nasionalis. Macron adalah presiden Prancis pertama dalam 20 tahun yang memenangkan jabatan dua periode, sejak petahana Jacques Chirac mengalahkan ayah Le Pen pada 2002.

Sejauh ini, sayap kanan Prancis belum pernah menerobos ambang suara sebanyak 40 persen. Pada 2017 Le Pen memperoleh 34 persen suara, sementara Macron meraup 66 persen suara. Kemudian pada 2002, ayah Le Pen mendapatkan kurang dari 20 persen suara ketika berhadapan dengan Chirac.

Perolehan suara Le Pen kali ini menjadi buah dari hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun untuk membuat politik sayap kanan diterima oleh para pemilih. Le Pen mengedepankanbkampanye tentang masalah biaya hidup. Dia juga membuat terobosan dengan melebarkan dukungan ke pemilih kerah biru di komunitas pedesaan, dan di bekas pusat industri.

Pemilih Le Pen, Jean-Marie Cornic (78 tahun) mengatakan, dia memberikan suaranya untuk Le Pen karena menginginkan seorang presiden yang akan memprioritaskan kehidupan masyarakat sehari-hari. Termasuk gaji, pajak, dan pensiun.

sumber : Reuters / AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement