Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image dhul ikhsan

Resensi Film Bertema Emansipasi Wanita Terbaik di Netflix

Eduaksi | Tuesday, 26 Apr 2022, 10:00 WIB
Adegan Sastrokartono (diperankan Reza Rahardian) memberikan kunci lemari bukunya kepada Kartini (Dian Satrowardoyo). "Resensi Film Bertema Emansipasi Wanita Terbaik di Netflix". Sumber : Youtube

Banyak film dan serial bertebaran di jendela Netflix. Genre-nya pun beragam. Mulai dari humor, aksi, misteri, hingga bertemakan emansipasi wanita tersedia di layanan streaming milik negara Amerika Serikat ini.

Berhubung Netflix baru saja membuka kerjasama dengan Telkom Group (IndiHome dan Telkomsel), dan dapat diakses dengan pendaftaran melalui myIndiHome, baik kiranya film-film Indonesia yang mendapat lisensi di Netflix diulas secara luas.

Ini menjadi salah satu kesempatan bagi para penulis memanfaatkan internet stabil atau WiFi cepatnya untuk menyebarluaskan karya terbaik anak negeri, merupakan film yang diadaptasi dari tokoh perempuan Indonesia, Kartini (2017).

Karya sinema Hanung Bramantyo ini menghabiskan dana 12milyar rupiah di dalam pengerjaannya. Naskahnya dikerjakan oleh Robert Ronny, dan dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini. Di dalam deretan para pemerannya, terdapat Christine Hakim sebagai Ngasirah, Deddy Sutomo yang memerankan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, beserta aktor-aktor terbaik dalam negeri lainnya.

Hasilnya, film Kartini (2017) mendapat sambutan hangat dari pecinta film dalam negeri. Berbagai penghargaan diterima, mulai dari Piala Citra, Indonesian Movie Actors, Piala Maya, dan Festival Film Bandung.

Jalan cerita yang sangat detail terkait kehidupan Raden Ajeng Kartini tersajikan di dalam karya sinema ini. Penonton seakan dibawa ke masa-masa kolonial Belanda hadir di Indonesia. Melalui Kartini, pertukaran budaya, literasi, dan ilmu pengetahuan di Jepara terjadi kala itu. Pandangan terkait liberalisme bersentuhan langsung dengan tradisi-tradisi Jawa yang partikuler.

Pertukaran tradisi dan pandangan ini mendapat tanggapan yang beragam di dalam lingkungan kadipaten Jepara saat itu. Dan, film ini berhasil membawakan perjalanannya secara apik ke dalam karya sinematik.

Melalui Kartini (2017), beberapa fakta terkait pertukaran budaya dan kehidupan pribadi tokoh emansipasi wanita Indonesia itu sendiri tersajikan. Beberapa di antaranya adalah,

Ibu yang Terbuang

Hanung Bramantryo selaku sutradara mempertontonkan rasa getir di pembukaan film Kartini (2017). Logika dan perasaan penonton diaduk dengan kenyataan bahwa Kartini harus dipisahkan dari kehidupan pribadinya, bahkan dari ibu kandungnya sendiri. Kontradiksi terjalin dengan kehadiran Ngasirah muda (diperankan Nova Eliza) yang harus memberi pengertian kepada anaknya, Kartini, bahwa selamanya hubungan ibu dan anak tidak pernah terjalin karena perbedaan status sosial.

Buku adalah Kunci Peradaban

Sastrokartono (Reza Rahardian) yang diperankan merupakan kakak sekaligus teladan Kartini mengangkat derajat kaum perempuan di Kadipaten Jepara. Melalui lemari buku kakaknya itu, tokoh emasipasi wanita Indonesia ini bertemu dengan dunia yang begitu luas dan beragam. Sebelum keberangkatannya ke luar negeri, Sastrokartono menitipkan sebuah kunci kepada Kartini. Dan, dari benda kecil itulah saudarinya tersebut membaca berbagai buku berbahasa Belanda koleksi miliknya.

Pendukung Gerakan Emansipasi

Sebagaimana pesan Sastrokartono, Kartini kemudian mendirikan sekolah bagi kaum miskin yang kesulitan akses belajar menulis dan membaca. Namun ia tidak bekerja sendiri. Bersama-sama kedua saudarinya, Roekmini (diperankan Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita), visi Kartini terbangun dan menjelma menjadi gerakan sosial yang diinisiasi oleh kaum perempuan pada masanya.

Hambatan dari Keluarga

Sebagaimana pergerakan dan perjuangan itu berjalan, rintangan selalu ada menyertai. Rintangan terberat justru datang dari keluarganya sendiri. Pengiriman karya tulis Kartini terhenti semenjak R.M Slamet Sosroningrat (diperankan Denny Sumargo) datang. Ia bersama saudara lelakinya berkeinginan membantu program pingitan Kartini selesai dan tuntas.

Rasa Terima Kasih Warga

Dalam satu adegan cerita, beberapa anak kecil memanggil Kartini dari kejauhan. Tanpa disangka-sangka mereka menyerahkan hasil bumi yang didapatnya pada hari itu. Hadiah yang diberikan anak-anak tersebut merupakan ungkapan rasa terima kasih karena Kartini membuka peluang usaha bagi warga kecil dibidang seni pahat kepada pihak Belanda.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image