Selasa 26 Apr 2022 14:46 WIB

Tokyo Punya Kafe Khusus Penulis untuk Mengejar Deadline

Kafe itu menjadi viral di media sosial karena pengunjung seperti ditekan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Manuscript Writing Cafe di Tokyo, Jepang.
Foto: reuters
Manuscript Writing Cafe di Tokyo, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Para penulis yang menghadapi tenggat waktu atau deadline bisa pergi ke Manuscript Writing Cafe di Tokyo, Jepang. Tempat ini mengharuskan pengunjung yang datang menyelesaikan pekerjaannya, bahkan dengan dorongan dari para staf tempat tersebut.

Tempat ini memiliki 10 kursi yang disediakan untuk penulis, editor, seniman manga, dan siapa pun yang bergulat dengan kata-kata dan tenggat waktu. Kopi dan teh tidak terbatas dan menerapkan sistem pelayanan sendiri. Terdapat fasilitas Wi-Fi berkecepatan tinggi dengan soket listrik dipasang di setiap kursi.

Baca Juga

Pelanggan yang masuk dalam cafe ini wajib menuliskan nama, tujuan, dan waktu yang direncanakan untuk menyelesaikan tugasnya. Mereka juga dapat meminta staf untuk melakukan cek kemajuan pekerja dengan beberapa level.

Pengecekan level "ringan" hanya menanyakan apakah pengunjung tersebut telah selesai saat mereka membayar. Sedangkan "normal" pengecekan dilakukan dalam setiap jam. Sedangkan level "tertinggi" akan membuat pengunjung mendapatkan tekanan diam-diam dari staf yang sering kali berdiri di belakang mereka.

Pemilik Manuscript Writing Cafe Takuya Kawai berharap aturan ketat akan membantu orang fokus. "Kafe itu menjadi viral di media sosial dan orang-orang mengatakan aturannya menakutkan atau rasanya seperti diawasi dari belakang," kata pria berusia 52 tahun ini.

"Tapi sebenarnya alih-alih memantau, saya di sini untuk mendukung mereka ... Akibatnya apa yang mereka pikir akan memakan waktu sehari ternyata selesai dalam tiga jam, atau tugas yang biasanya memakan waktu tiga jam selesai dalam satu jam," ujar sosok yang juga penulis ini.

Kafe ini mengenakan biaya 130 yen untuk 30 menit pertama dan kemudian 300 yen  setiap jam berturut-turut. Meskipun beberapa orang melewati waktu yang telah ditetapkan ketika awal masuk, mereka semua akhirnya menyelesaikan pekerjaannya.

Contoh saja seorang penulis blog Emiko Sasaki, dia menikmati kesempatan untuk bebas dari media sosial dan panggilan telepon yang mengganggu. "Senang bisa konsentrasi menulis," katanya menyelesaikan target tiga artikel blognya dalam tiga jam.

Kafe yang awalnya merupakan ruang live streaming ini sangat terpukul oleh pandemi virus corona. Namun Kawai sekarang berharap ketika berita dari mulut ke mulut menyebar tentang format barunya akan membangkitkan kembali usahanya tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement