Selasa 26 Apr 2022 13:53 WIB

Putin Tuding CIA Memprovokasi Ukraina untuk Membunuh Wartawan Rusia

Barat menggunakan monopoli ruang informasinya untuk melawan Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia Vladimir Putin. Rusia menduga agen-agen CIA memprovokasi Ukraina untuk membunuh jurnalis Rusia.
Foto: AP/Mikhail Klimentyev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin. Rusia menduga agen-agen CIA memprovokasi Ukraina untuk membunuh jurnalis Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menduga agen-agen CIA memprovokasi Ukraina untuk membunuh jurnalis Rusia. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Vladimir Putin dalam pertemuan dengan Dewan Kantor Kejaksaan Agung di Moskow, pada Senin (25/4/2022).

Putin mengatakan, Barat menggunakan monopoli ruang informasinya untuk melawan Rusia. Tetapi langkah itu tidak berhasil sehingga Barat mulai beralih ke "terorisme terbuka."

Baca Juga

"Pagi ini, Dinas Keamanan Federal (Rusia) menekan kegiatan kelompok teroris yang berencana membunuh seorang jurnalis televisi Rusia yang terkenal. Tentu saja, sekarang mereka akan menyangkal ini, tetapi fakta dan bukti tidak terbantahkan," ujar Putin, dilansir Anadolu Agency, Selasa (26/4/2022).

Dalam beberapa dekade terakhir, Rusia telah dituduh membunuh sejumlah wartawan, bersama dengan tokoh-tokoh oposisi dan siapa pun yang mengancam kekuasaan Putin. Putin mengungkapkan keterkejutannya atas pernyataan diplomat Eropa yang menyerukan Ukraina untuk memenangkan perang dengan Rusia.

“Yang mengejutkan kami, para pekerja diplomatik tingkat tinggi di Eropa dan Amerika Serikat menyerukan Ukraina untuk menggunakan semua kemampuan agar menang di medan perang. Sungguh diplomasi yang aneh dari mitra kami di AS dan di Eropa,” kata Putin.

"Tetapi ketika mereka menyadari bahwa ini tidak mungkin, langkah lain muncul yaitu memecah masyarakat Rusia, dan menghancurkan Rusia dari dalam. Tetapi bahkan itu tidak akan berhasil," ujar Putin menambahkan.

Putin menginstruksikan Kantor Kejaksaan Agung untuk memerangi ekstremisme. Termasuk menghentikan tindakan apa pun yang bertujuan untuk mencampuri urusan internal Rusia, yang bertujuan untuk destabilisasi masyarakat, hasutan xenofobia, atau nasionalisme militan.

Putin juga menyerukan tindakan untuk mencegah ideologi radikal di Internet, pemalsuan, provokasi ketertiban umum dan persiapan tindakan ilegal. Menurut Putin, tindakan ini sering diorganisir dari luar negeri.

"Provokasi terang-terangan terhadap angkatan bersenjata kita, termasuk menggunakan sumber daya media asing dan jejaring sosial, juga memerlukan penyelidikan menyeluruh," ujar Putin.

Putin mengatakan, Rusia menghadapi banyak tuduhan kejahatan perang di Ukraina. Oleh karena itu, Putin juga memerintahkan penyelidikan fakta massal pelanggaran berat norma-norma hukum internasional oleh neo-Nazi Ukraina, serta tentara bayaran asing.

"Kita berbicara tentang pembunuhan warga sipil, penggunaan orang, termasuk anak-anak sebagai tameng manusia, dan kejahatan lainnya," ujar Putin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement