Muslim Indonesia Tiongkok Gelar Tabligh Akbar Ramadhan

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko

Selasa 26 Apr 2022 08:28 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: dok. Republika Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslim Indonesia yang tergabung dalam Lingkar Pengajian Beijing (LPB) dan Lintas Komunitas Muslim Indonesia Tiongkok (LKMIT) menggelar kegiatan Tabligh Akbar Ramadhan, Sabtu (23/4). Acara ini dilaksanakan melalui Zoom dan diikuti 87 peserta.

Agenda tersebut dibuka dengan pembacaan Alquran surat Al-Baqarah ayat 185 beserta terjemahannya, dilanjutkan dengan pembacaan tata tertib, sambutan-sambutan, pemaparan narasumber, doa bersama dan penutupan. Tak ketinggalan, foto bersama dan pengumuman pemenang doorprize dilakukan di akhir acara.

Baca Juga

Ketua LKMIT Surya Bagus Mahardika dalam sambutannya menyampaikan harapan agar LKMIT bisa menjadi sarana silaturahmi dan penguat bagi sesama Muslim Indonesia dan Tiongkok, utamanya dalam syiar kebaikan.

Di sisi lain, Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing Yaya Sutarya menyampaikan apresiasinya kepada panitia kegiatan yang telah mempersiapkan acara tersebut dengan baik dan rapi.

"Ramadan 2022 berbeda, karena terjadi pembatasan dan penutupan kampus-kampus dan masjid-masjid di Tiongkok karena gelombang keempat COVID-19 (lockdown). Hanya empat wilayah Tiongkok yang zero case di mana wilayah tersebut yang menjadi tempat mayoritas muslim berada, yaitu Ningxia, Macau, Tibet, dan Xinjiang," ucap dia dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (26/4).

KBRI Beijing disebut menjalin kerjasama dengan majelis taklim At Takwa dan rutin melakukan berbagai kegiatan selama Ramadhan, seperti tadarus Quran, shalat Tarawih, sahur dan buka puasa bersama, pengajian daring dan luring.

Berbagai kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) di Tiongkok untuk terus menggaungkan Islam dan pengobat rindu terhadap Indonesia.

Terkait kebijakan masuk ke Tiongkok, ia menyebut prosedur yang harus dilalui oleh mahasiswa adalah mendapat entry visa/ undangan kampus. Setelah itu, mahasiswa baru bisa melakukan pengurusan ke Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia.

"Permasalahan utama ada pada lama karantina sebelum dan sesudah sampai Tiongkok dan penerbangan yang sedikit dari Tiongkok ke Indonesia (harga tiket mahal). Terkait hal tersebut, KBRI Beijing terus melakukan konsolidasi dan fasilitasi agar saat kepulangan mahasiswa Indonesia ke Tiongkok nanti lebih ringan," lanjutnya.

Turut hadir dalam acara adalah Kepala Kantor Bank Indonesia di Beijing Tutuk S. H. Cahyono. Ia menyampaikan selamat atas terbentuknya LKMIT dan harapan agar LKMIT dapat menjadi manfaat terbaik bagi Indonesia dengan cara-cara yang baik.

Ia juga menyampaikan informasi terbaru atas Indonesia yang menjadi tuan rumah presidensi G20. Selain mensosialisasikan acara tersebut, BI berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat Indonesia dalam pengunaan mata uang lokal (rupiah), diversifikasi mata uang lokal.

"Berkaitan dengan poin terakhir, sesuai kebijakan terbaru tahun 2021, Local Currency Settlement (LCS) bertujuan untuk mendukung stabilitas perekonomian. LCS merupakan penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal melalui bank," kata dia.

Indonesia juga disebut telah melakukan kerjasama dengan empat negara, yaitu Malaysia, Thailand, Jepang dan Tiongkok. Tiongkok merupakan negara terbesar yang menggunakan LCS, sehingga harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Adapun jenis transaksi yang dapat digunakan adalah jual beli mata uang lokal (rupiah dan yuan), pengiriman mata uang lokal ke negara mitra, pembiayaan perdagangan dan investasi, termasuk remitansi dan pembayaran uang kuliah.