Selasa 26 Apr 2022 05:59 WIB

Askar Kauny Bagikan 500 Paket Buka Puasa untuk Santri Penghafal Quran di Mali, Afrika

Buka puasa itu diikuti 365 penghafal Alquran.

Askar Kauny membagikan 500 paket berbuka puasa untuk 500 santri yatim dhuafa penghafal Alquran, guru, dan masyarakat Mali, Afrika.
Foto: Dok Askar Kauny
Askar Kauny membagikan 500 paket berbuka puasa untuk 500 santri yatim dhuafa penghafal Alquran, guru, dan masyarakat Mali, Afrika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Askar Kauny membagikan 500 paket berbuka puasa untuk 500 santri yatim dhuafa penghafal Alquran, guru, dan masyarakat Mali, Afrika.

Menggapai jauh melintasi benua, Askar Kauny menjangkau hingga ke Desa Lhasa, Rumah Tahfizh Millati Ibrahim, pinggiran ibu kota Mali, Afrika.

Terdapat setidaknya 365 penghafal Alquran yatim dhuafa dengan usia 6-12 tahun dengan segala keterbatasan tetap giat mempelajari Alquran.

Para santri ini rela menempuh jarak sekian kilometer untuk menjadi seorang penghafal Alquran. “Di sana mereka memang gratis menuntut ilmu Islam, namun harus menghadapi kenyataan belajar dengan fasilitas seadanya dan hanya bisa makan satu kali sehari karena berbagai keterbatasan yang ada.” ujar Muhammad Muslik, manajer Solidarity Care, Askar Kauny dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/3).

Muslik menambahkan, Ramadhan tahun ini Askar Kauny berbagi keberkahan untuk para santri yatim dhuafa di Desa Lhasa. Ramadhan 2022 ini, akan sedikit berbeda bagi saudara-saudara kita di Mali, para santri bisa berbuka puasa dengan santapan yang mengenyangkan dan bergizi. “Semua berkat bantuan dari sahabat Alquran semua.” ujar Muslik. 

Muslik kembali menguraikan, penyaluran Askar Kauny kali ini, tersedia 500 paket ifthor bagi 500 penerima manfaat, di antaranya santri yatim dhuafa penghafal Alquran, guru dan masyarakat Mali, Afrika.

Terakhir, Muslik mengajak Sahabat Quran untuk menebar banyak kebaikan untuk para penghafal Alquran. “Tidak hanya di Mali, tapi di negara Muslim lainnya yang mengalami konflik seperti Palestina, Suriah  serta negara dengan tingkat kemiskinan yang relatif tinggi seperti Uganda dan Mali Afrika,” tutup Muslik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement