Senin 25 Apr 2022 19:05 WIB

Menteri Investasi Tetap Optimistis Target Investasi 1.200 T Tercapai di 2022

Menteri Bahlil sebut perang Rusia-Ukraina tidak banyak berdampak pada investasi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tetap optimis target investasi 2022 sebesar Rp 1.200 triliun bisa tercapai. Meski perang Rusia-Ukraina masih terus terjadi.
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tetap optimis target investasi 2022 sebesar Rp 1.200 triliun bisa tercapai. Meski perang Rusia-Ukraina masih terus terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tetap optimistis target investasi 2022 sebesar Rp 1.200 triliun bisa tercapai. Meski perang Rusia-Ukraina masih terus terjadi.

"Dalam pandangan kami, terkait sektor investasi, di luar sektor keuangan dan hulu migas, untuk tahun ini kami masih tetap optimistis mencapai target Rp 1.200 triliun. Hal itu karena Rusia dan Ukraina bukan negara tujuan investasi di Indonesia yang masuk 10 besar," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (25/4).

Baca Juga

Bahlil mengakui, perang antara Rusia dan Ukraina berdampak besar dari sisi inflasi dan perdagangan. Terlebih karena ketergantungan Indonesia pada beberapa bahan pokok tertentu.

Ia mengungkapkan, Rusia adalah pengekspor minyak terbesar dunia. Sementara, Indonesia juga masih bergantung pada impor gandum dari Ukraina.

 

Kedua negara yang tengah berkonflik itu pun merupakan pemasok bahan baku pupuk Indonesia. Maka bisa berdampak terhadap beberapa komoditas di Tanah Air

"Kalau harga pupuk melonjak karena bahan bakunya naik, itu akan berdampak pada harga pokok produksi petani. Ujung-ujungnya harga komoditas yang dihasilkan petani akan naik. Maka terjadi inflasi. Inilah yang harus kita sama-sama pikirkan," tuturnya.

Maka, lanjut Bahlil, sangat wajar Presiden Jokowi senantiasa mendorong investasi di sektor makanan. "Kenapa? Karena negara yang akan memenangkan daya tahan dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan perang Ukraina-Rusia adalah yang punya kekuatan di oil and gas (migas) dan pangan," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement