Senin 25 Apr 2022 18:25 WIB

AS Janjikan Tambahan Bantuan Baru ke Ukraina Senilai Ratusan Juta

AS setujui penjualan amunisi senilai 165 juta dolar AS

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Para pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) menjanjikan bantuan baru kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy senilai ratusan juta dolar yang diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Para pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) menjanjikan bantuan baru kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy senilai ratusan juta dolar yang diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Para pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) menjanjikan bantuan baru kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy senilai ratusan juta dolar. Tambahan bantuan ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, ketika bertemu Zelenskyy di Kiev pada Ahad (24/4/2022).

Dalam pertemuan tersebut, Amerika Serikat telah menyetujui penjualan amunisi senilai 165 juta dolar AS, bersama dengan pembiayaan militer asing senilai lebih dari 300 juta dolar AS.

Amerika Serikat menjanjikan bantuan ketika Rusia meningkatkan serangan di wilayah Ukraina timur. Ukraina menekan Barat untuk memberikan bantuan senjata yang lebih kuat, agar dapat melawan kampanye Rusia di wilayah Donbas di Ukraina timur. Pasukan Moskow telah mengklaim kemenangan dan menduduki Kota Mariupol.

Sejak gagal merebut Kiev, Rusia bertujuan untuk mendapatkan kendali penuh atas Donbas, yang merupakan jantung industri di Ukraina timur. Rusia telah mengumpulkan kembali pasukan yang bertempur di sekitar Kiev dan di utara Ukraina. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, pasukan Ukraina telah menangkis banyak serangan dalam seminggu terakhir dan menimbulkan kerugian yang signifikan pada pasukan Rusia.

Di selatan Donbas, tepatnya di kota pelabuhan strategis Mariupol, pasukan Ukraina terus bertahan melawan pasukan Rusia di pabrik baja Azovstal. Pasukan Ukraina menolak untuk menyerah kepada Rusia.

Mariupol telah mengalami pertempuran sengit sejak awal perang karena lokasinya di Laut Azov. Jatuhnya Mariupol akan membuat Ukraina kehilangan pelabuhan vital, dan memungkinkan Moskow untuk membangun koridor darat ke Semenanjung Krimea.

Selama akhir pekan, pasukan Rusia meluncurkan serangan udara baru di pabrik baja Mariupol. Serangan ini bertujuan untuk melumpuhkan sekitar 2.000 pejuang Ukraina yang bersembunyi di dalam pabrik baja. Selain itu, diperkirakan 1.000 warga sipil juga berlindung di gedung itu. Gambar oleh Planet Labs PBC, yang diambil pada Ahad menunjukkan bangunan yang hancur di seluruh pabrik baja dan asap mengepul dari satu bagian fasilitas. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement