Senin 25 Apr 2022 16:25 WIB

Zelensky Hubungi Erdogan, Bahas Evakuasi Warga Sipil Mariupol

Zelensky menjelaskan pentingnya untuk segera mengevakuasi warga sipil dari Mariupol

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan gedung apartemen yang terbakar dan hancur di Mariupol, Ukraina Selasa, 22 Maret 2022.
Foto: Maxar Technologies via AP
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan gedung apartemen yang terbakar dan hancur di Mariupol, Ukraina Selasa, 22 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ahad (24/4/2022). Mereka membahas tentang situasi di Mariupol yang berada di bawah pengepungan pasukan Rusia selama sekitar sebulan terakhir.

Kepada Erdogan, Zelensky menjelaskan tentang pentingnya untuk segera mengevakuasi warga sipil dari Mariupol. “Saya menekankan perlunya evakuasi warga sipil dari Mariupol, termasuk Azovstal, dan pertukaran segera pasukan (Ukraina) yang dikepung,” kata Zelensky lewat akun Twitter pribadinya.

Baca Juga

Erdogan mengungkapkan, proses evakuasi warga sipil dan pasukan yang terluka di Mariupol harus dipastikan. Sebab situasi di sana semakin memprihatinkan dari hari ke hari. “Presiden Erdogan mengatakan, dia siap memberikan semua bantuan yang dia bisa selama proses negosiasi dan menawarkan dukungan yang diperlukan, termasuk mediasi,” kata kantor kepresidenan Turki.

Meski merupakan salah satu anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Turki menjadi negara paling aktif dalam memediasi Rusia dan Ukraina. Pada Sabtu (23/4/2022) lalu, Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengungkapkan, negaranya akan melakukan upaya baru untuk mengevakuasi warga sipil dari Mariupol.

Menurut dia, Rusia mungkin akan mencoba mengatur evakuasi menuju negara mereka. “Koridor kami akan secara eksklusif menuju ke arah Zaporizhzhia,” ucapnya seraya meminta orang-orang “untuk tidak menyerah pada provokasi”.

Vereshchuk bersumpah, dia akan terus mencoba mengeluarkan warga sipil dari Mariupol. Pada Kamis (21/4/2022) pekan lalu, tiga bus yang membawa pengungsi dari Mariupol tiba di kota Zaporizhzhia. Rombongan tiba setelah upaya evakuasi dibatalkan selama tiga hari berturut-turut.

Pada Kamis pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa pasukan Rusia telah memenangkan pertempuran di Mariupol.  Karena telah memenangkan pertempuran, Putin membatalkan operasi untuk menyerbu pabrik baja Azovstal.

Pabrik tersebut merupakan benteng pasukan Ukraina di Mariupol. “Dalam hal ini, kami perlu memikirkan, maksud saya, kami selalu perlu memikirkannya, tapi khususnya dalam kasus ini, kami perlu berpikir tentang melindungi nyawa serta kesehatan prajurit dan perwira kami. Tidak ada alasan untuk menembus jalur bawah tanah ini dan di bawah fasilitas industri ini," kata Putin saat membatalkan operasi penyerbuan pabrik baja Azovstal, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Kendati demikian, Putin memerintahkan agar pabrik itu diblokir secara ketat. Setelah itu pasukan Ukraina akan diminta menyerah dan meletakkan senjata mereka dengan imbalan pengampunan atau amnesti. Sebelum ada perintah pembatalan penyerbuan, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan, pasukan negaranya diperkirakan hanya membutuhkan waktu tiga atau empat hari lagi untuk merebut kendali atas pabrik baja Azovstal.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement