Senin 25 Apr 2022 14:50 WIB

Paus Fransiskus Kembali Serukan Gencatan Senjata di Ukraina

Peperangan di Ukraina justru kian memburuk.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Paus Fransiskus. Paus Fransiskus kembali menyerukan gencatan senjata dalam konflik di Ukraina.
Foto: AP/Alessandra Tarantino
Paus Fransiskus. Paus Fransiskus kembali menyerukan gencatan senjata dalam konflik di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Paus Fransiskus kembali menyerukan gencatan senjata dalam konflik di Ukraina. Hal itu disampaikan saat dia berpidato di Lapangan Santo Petrus dalam rangka peringatan Paskah oleh umat Kristen Ortodoks dan Katolik di ritus Timur, Ahad (24/4/2022).

Pada kesempatan itu, Paus Fransiskus menyadari bahwa 24 April 2022 menandai konflik Rusia dengan Ukraina telah genap berlangsung selama dua bulan. “Sangat menyedihkan bahwa pada hari-hari ini, yang merupakan hari paling suci dan paling khusyuk bagi semua orang Kristen, deru senjata yang mematikan terdengar daripada suara lonceng yang mengumumkan Kebangkitan; dan menyedihkan bahwa senjata semakin menggantikan kata-kata,” ucapnya, dikutip laman United Press International.

Baca Juga

Dia mengungkapkan, meski telah berlangsung dua bulan, alih-alih mereda, peperangan di Ukraina justru kian memburuk. “Saya memperbarui seruan saya untuk gencatan senjata Paskah, tanda minimal dan nyata dari keinginan untuk perdamaian. Serangan itu harus dihentikan, guna menanggapi penderitaan penduduk yang kelelahan; serangan harus dihentikan,” ujar Paus Fransiskus.

Kepada para politisi, Paus Fransiskus menyerukan agar mereka mendengarkan suara orang-orang yang menginginkan perdamaian. Pada perayaan Paskah Katolik pekan lalu, Paus Fransiskus juga menyinggung tentang konflik Rusia-Ukraina saat berbicara di hadapan sekitar 100 ribu jemaat di Lapangan Santo Petrus.

Dia mengutarakan keprihatinan atas kondisi yang berlangsung di Ukraina. "Mata kami juga tidak percaya pada perang Paskah ini. Kami telah melihat terlalu banyak darah, terlalu banyak kekerasan. Hati kami juga dipenuhi ketakutan dan kesedihan, seperti yang dialami oleh banyak saudara dan saudari kita untuk mengunci diri agar aman dari pengeboman," ucapnya.

Paus Fransiskus menjadi salah satu tokoh dunia yang turut menyerukan agar konflik di Ukraina diakhiri. Akhir Maret lalu, dia meminta para politisi yang terlibat dalam konflik di Ukraina mengambil upaya serius untuk merundingkan perdamaian. 

Dia mengungkapkan, perang di Ukraina menghancurkan masa depan negara tersebut. Paus Fransiskus mengutip data statistik yang menunjukkan bahwa separuh dari anak-anak di sana harus mengungsi akibat perang.

Ia menekankan, umat manusia harus menolak perang. Sebab dalam perang, orang tua harus menguburkan anak-anak mereka dan orang membunuh saudara-saudaranya bahkan tanpa melihat mereka. “Itulah kebinatangan perang, sesuatu yang barbar,” ucapnya.

 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement