Ulama Malaysia Kritik Buka Puasa Prasmanan yang Kurang Islami

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil

Senin 25 Apr 2022 13:15 WIB

Ulama Malaysia Kritik Buka Puasa Prasmanan yang Kurang Islami. Foto: (Foto: ilustrasi hidangan buka puasa) Foto: Pxhere Ulama Malaysia Kritik Buka Puasa Prasmanan yang Kurang Islami. Foto: (Foto: ilustrasi hidangan buka puasa)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Presiden Dewan Agama Islam dan Adat Melayu Datuk Seri Mohd Annuar Zaini menganggap buka puasa dengan sistem prasmanan dinilai tidak Islami.

Melansir laman malaymail.com, Mohd Annuar mengatakan bahwa sistem prasmanan cenderung boros dan sering mendorong pemborosan, yang bertentangan dengan semangat bahwa bulan suci Ramadhan dimaksudkan untuk memelihara disiplin dan moderasi.

Baca Juga

"Operator prasmanan menyeret orang untuk tetap menikmati hiburan dan musik. Mereka akan tinggal dan makan lebih banyak ketika sudah waktunya ke masjid. Ketika mereka mulai membawa anak-anak ke prasmanan, mereka mengajarkan nilai-nilai dan budaya yang salah kepada anak-anak muda,” kata dia.

Kritik ditujukan kepada katering yang menawarkan prasmanan untuk berbuka puasa, biasanya dengan biaya beberapa ratus ringgit. Biaya ini sering kali termasuk biaya hiburan.

Mohd Annuar menyebut biaya prasmanan terlalu tinggi dan percaya bahwa pemilik restoran dan hotel mengambil keuntungan dari keinginan yang datang setelah seharian berpuasa.

Dia menyarankan lebih banyak cendekiawan Islam mengecam dan mencegah umat Islam untuk makan prasmanan saat Ramadhan. Orang Malaysia diketahui membuang-buang makanan di masa lalu, laporan tentang masalah ini telah menunjukkan, dengan musim perayaan biasanya melihat peningkatan besar dalam sisa makanan yang dibuang.

Dalam laporan tahun 2016 yang diterbitkan oleh Solid Waste and Public Cleansing Corporation, 200 ribu ton makanan langsung dibuang ke tempat sampah setiap bulan puasa.

Portal berita tersebut juga mengutip laporan WWF-Malaysia 2019 yang menunjukkan 16.668 ton makanan secara nasional terbuang setiap hari pada tahun sebelumnya, dan menunjukkan jumlah ini dapat digunakan untuk memberi makan 12 juta orang.

Menurut laporan tersebut, WWF-Malaysia mengatakan angka tersebut biasanya melonjak antara 15 dan 20 persen selama musim perayaan.

Direktur Jenderal Departemen Pengembangan Islam Datuk Hakimah Mohd Yusoff juga menyarankan umat Islam untuk makan secukupnya agar tetap sehat. Namun dia tidak setuju dengan seruan untuk melarang prasmanan Ramadhan.

“Keberadaan Ramadhan buffet juga turut mendongkrak perekonomian negara serta memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk berbuka puasa di lokasi yang sesuai dengan selera mereka,” ujar dia.

Sumber:

https://www.malaymail.com/news/malaysia/2022/04/24/ramadan-buffets-buck-islams-advice-for-moderation-during-fasting-month-scho/2055337