Sabtu 23 Apr 2022 14:45 WIB

Muhadjir Minta Ganjar Ikut Kampanyekan Pemanfaatan Jalur Selatan

Berbagai sarana pendukung mudik di jalur selatan masih harus dipersiapkan.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Kendaraan melintas di Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah. Pemerintah mengampanyekan penggunaan jalur selatan untuk mudik Lebaran, selain penggunaan jalur tol.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Kendaraan melintas di Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah. Pemerintah mengampanyekan penggunaan jalur selatan untuk mudik Lebaran, selain penggunaan jalur tol.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta Guberur Jawa Tengah untuk mengampanyekan penggunaan jalur selatan Jawa Tengah pada saat mudik Lebaran 1443 Hijriah nanti. Hal ini untuk memecah konsentrasi arus lalu lintas sekaligus mengurangi beban jalan tol yang pada masa mudik Lebaran tahun ini diprediksi bakal meningkat tajam.

Menko PMK ingin jalur selatan juga dioptimalkan dan sosialisasi pemanfaatan jalur selatan juga dilakukan dengan masif kepada masyarakat. “Terutama mereka-mereka yang tinggal di daerah dan kota wilayah Jawa Tengah selatan sebaiknya memanfaatkan jalur selatan,” kata Muhadjir, pada Rapat Koordinasi Kesiapan Daerah di Provinsi Jawa tengah yang digelar secara hybrid, di Gedung Serba Guna PT Jasamarga Semarang Batang Plaza Tol Kalikangkung, Semarang, sabtu (23/4/2022).

Baca Juga

Pengertian pemanfaatan jalur selatan ini, kata Menko PMK, bukan hanya sekedar kondisi jalannya yang mulus. Karena orang (pemudik) yang lewat dimungkinkan juga ingin istirahat atau bahkan ingin tahu di mana tempat makanan tertentu di wilayah jalur selatan.

Menurutnya, ini menjadi tanggungjawab sepenuhnya Gubernur Jawa Tengah, bagaimana kampanye sekaligus segala sesuatu pendukungnya disiapkan. Karena, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga sudah mengampanyekan jalur selatan. “Bila perlu, pemudik ‘diiming- imingi’ agar supaya mereka ramai- ramai menggunakan jalur selatan Jawa Tengah,” tambahnya.

Kendati begitu, lanjut Muhadjir, berbagai sarana pendukung di jalur selatan memang harus dipersiapkan. Seperti warung  maupun fasilitas pengisian BBM yang menurutnya masih harus dilengkapi.

“Coba kalau sudah ada rest areanya, warungnya apalagi sekaligus menawarkan berbagai makanan khas Jawa Tengah apa, mungkin jaur selatan akan lebih diminati,” tambah menko PMK.

Menurutnya, orang mau mudik niatnya juga ingin bergembira, mudik yang aman dan sehat untuk bergembira. Itulah mengapa masih banyak pemudik yang harus rela berdesak-desakan atau terjebak kemacetan.

Karena punya tantangan sendiri sekaligus bisa menjadi bahan cerita ketika sampai di tujuan mudik. Bagaiman harus berjuang keras untuk sampai ke tujuan mudik akan menjadi cerita tersendiri, bahkan bakal menjadi ruang cerita perjalanan yang paling dominan.

“Bahkan pengalaman saya, kalau menyambut orang mudik, kalau macet pasti akan ada cerita banyak, tetapi kalau nggak macet malah nggak ada ceritanya,” lanjut Muhadjir.

Oleh karena itu, selain membuat orang mau menfaatkan jalur selatan serta mendorong agar masyarakat mudik lebih awal seperti yang disampaikan Menteri perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi akan menjadi pekerjaan tersendiri. Yang perlu diperhatikan juga, lanjut Muhadjir, Jawa Tengah ini merupakan daerah tujuan mudik paling besar, berdasarkan survei dari Balibang Kemenhub.

“Saya kira pak gubernur sudah paham lah mengkapitalisasi momen mudik ini untuk mendongkrak ekonomi Jawa Tengah. Mereka (pemudik) pasti kan banyak bawa uang,” tandas Menko PMK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement