Sabtu 23 Apr 2022 10:13 WIB

Kritikus Kremlin Dipenjara Usai Menentang Perang Ukraina

Penyebar hoaks versi Rusia bisa dihukum hingga 15 tahun penjara.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Kendaraan militer Rusia bergerak di jalan raya di daerah yang dikuasai oleh pasukan separatis dukungan Rusia di dekat Mariupol, Ukraina, 18 April 2022. Mariupol, pelabuhan strategis di Laut Azov, telah dikepung oleh pasukan Rusia dan pasukan separatis di Ukraina timur selama lebih dari enam minggu.
Foto: AP Photo/Alexei Alexandrov
Kendaraan militer Rusia bergerak di jalan raya di daerah yang dikuasai oleh pasukan separatis dukungan Rusia di dekat Mariupol, Ukraina, 18 April 2022. Mariupol, pelabuhan strategis di Laut Azov, telah dikepung oleh pasukan Rusia dan pasukan separatis di Ukraina timur selama lebih dari enam minggu.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pihak berwenang Rusia telah membuka kasus pidana terhadap seorang aktivis oposisi terkemuka Vladimir Kara-Murza Jr dan menahannya dalam penahanan pra-sidang pada Jumat (22/4/2022). Dia  diduga menyebarkan informasi palsu tentang angkatan bersenjata Rusia.

Sebuah pengadilan di Moskow memerintahkan Kara-Murza ditahan hingga 12 Juni. Pengacaranya Vadim Prokhorov mengatakan, informasi palsu yang dituduhkan kepada Kara-Murza mengutip pidato 15 Maret di Dewan Perwakilan Rakyat Arizona yang mengecam perang di Ukraina.

Baca Juga

Media Rusia melaporkan bahwa tuduhan serupa sedang diajukan terhadap eksekutif teknologi dan mantan penerbit situs berita independen terkemuka Rusia Meduza, Ilya Krasilshchik. Tindakan terhadap dua kritikus Kremlin ini adalah bagian dari tindakan keras secara meluas terhadap individu yang berbicara menentang perang Rusia di Ukraina.

Rusia mengadopsi undang-undang yang mengkriminalisasi penyebaran informasi palsu tentang militernya tak lama setelah pasukannya masuk ke Ukraina pada akhir Februari. Pelanggaran tersebut dapat dihukum hingga 15 tahun penjara. Para pembela hak asasi manusia sejauh ini telah menghitung 32 kasus yang menargetkan kritikus invasi.

Kara-Murza adalah seorang jurnalis dan mantan rekan mendiang pemimpin oposisi Rusia Boris Nemtsov yang dibunuh pada 2015 serta Mikhail Khodorkovsky yang menjadi oligarki yang dipenjara selama bertahun-tahun di Rusia. Sedangkan Kara-Murza sendiri dirawat di rumah sakit karena gejala keracunan dua kali, pada 2015 dan 2017.

Aktivis hak asasi manusia veteran Rusia Lev Ponomaryov mengatakan dalam sebuah pernyataan daring bahwa sementara meninggalkan negara itu. Mantan anggota parlemen Duma Negara yang membantu mendirikan organisasi hak asasi manusia tertua di Rusia pada 1980-an, telah menjadi penentang vokal serangan Rusia terhadap Ukraina, dan memprakarsai berbagai petisi publik untuk menentangnya.

Ponomaryov mengaku membiarkan dirinya berlibur untuk menjaga kesehatannya dan  memikirkan situasi sulit. "Merencanakan kegiatan (kampanye) lebih lanjut, yang tidak dapat kita berhenti dengan cara apa pun," katanya.

Kementerian Kehakiman Rusia menambahkan Kara-Murza dan beberapa kritikus Kremlin terkemuka lainnya ke daftar agen asing. Penunjukan itu menyiratkan pengawasan pemerintah tambahan dan membawa konotasi yang dapat mendiskreditkan mereka yang ada dalam daftar.

Penambahan baru ke dalam daftar itu termasuk sekutu utama pemimpin oposisi yang dipenjara Alexei Navalny, Leonid Volkov, dan mantan pemimpin redaksi stasiun radio kritis tertua Rusia //Ekho Moskvy//, Alexei Venediktov. Stasiun itu dihapus dari siaran tak lama setelah Rusia menyerbu Ukraina, dilansir dari AP, Sabtu (23/4/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement