Jumat 22 Apr 2022 16:51 WIB

Jelang Lebaran, Warga Diimbau tidak Bermain Petasan

Banyak bahan-bahan dari petasan tersebut yang sudah terpicu dalam ledakan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tim Labfor Polda DIY mencari barang bukti di lokasi ledakan petasan di Plosokuning, Sleman, Yogyakarta, Jumat (22/4/2022). Satu rumah warga  hancur imbas ledakan petasan pada Jumat (22/4/2022) pagi sekitar pukul 07.45 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tim Labfor Polda DIY mencari barang bukti di lokasi ledakan petasan di Plosokuning, Sleman, Yogyakarta, Jumat (22/4/2022). Satu rumah warga hancur imbas ledakan petasan pada Jumat (22/4/2022) pagi sekitar pukul 07.45 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Rumah di Jalan Kemuning, RT 22, RW 9, Kampung Plosokuning, Kalurahan Minomartani, Kapanewon Ngaglik, hancur akibat ledakan petasan. Wadanden Gegana Satbrimob Polda DIY, AKP Suripto menilai, ledakan bisa disebabkan beberapa faktor.

Salah satunya, faktor lingkungan atau lokasi rumah bahan-bahan petasan tersebut disimpan. Selain lingkungan rumah kecil yang mengakibatkan hawa panas, bisa pula hewan yang memicu gesekan atau benturan dan sebagainya dari bahan-bahan tersebut.

Baca Juga

Ia melihat, dari dampak ledakan yang sampai menghancurkan satu rumah itu, dapat diperkirakan bahan-bahan petasan yang disimpan dalam rumah sekitar dua kilogram. Meski begitu, Ripto menekankan, bahan-bahan tersebut tetap sangat membahayakan.

Berdasarkan temuan lapangan, bangunan memang dipakai untuk meramu atau meracik bahan-bahan dasar tersebut dan untuk sisa-sisa masih terlihat utuh. Ripto mengingatkan, bahan-bahan dasar itu jika cuma berdiri sendiri tidak akan terpicu.

 

Ripto mengungkapkan, mereka hanya mengamankan sedikit barang bukti sebagai sampel dari lokasi ledakan. Hal itu dikarenakan banyak bahan-bahan dari petasan tersebut yang sudah terpicu dalam ledakan yang terjadi pada 22 April 2022 sekitar 07.45.

"Kita hanya menemukan sedikit sampel yang masih tujuh saja di bungkus-bungkusnya. Jadi, ketiga bahan dasar (sulfur, klorat, arang) itu yang masih ada di sekitaran ," kata Ripto, Jumat (22/4/2022).

Ripto menuturkan, keterangan yang didapatkan dari masyarakat sekitar, bahan-bahan untuk petasan itu dibuat untuk memeriahkan kegiatan masyarakat menyambut Lebaran. Kemudian, bahan-bahan dibeli secara daring (online) dan dari tempat yang berbeda.

Untuk itu, Ripto turut memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak coba-coba memainkan apalagi memproduksi dan meracik petasan sendiri. Sebab, ia menekankan, walaupun dimaksudkan hanya untuk hiburan, tapi menimbulkan ledakan dan berbahaya.

"Manakala terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan karena faktor lingkungan atau faktor human itu sendiri nanti akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, contohnya seperti ini," ujar Ripto.

Ia turut bersyukur tidak ada korban jiwa maupun korban luka dari kejadian tersebut. Terkait pelanggaran hukum kepada pemilik bahan petasan maupun pemilik rumah, ia menyerahkan Polres ataupun Polsek setempat yang menindaklanjuti. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement