Jumat 22 Apr 2022 14:50 WIB

Warga Palestina Kembali Bentrok dengan Pasukan Israel di Al-Aqsa

Israel mengklaim bahwa mereka menjaga status quo Masjid Al-Aqsa.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Warga Palestina mengumpulkan batu untuk dilemparkan ke polisi Israel setelah mereka memasuki kompleks Masjid Al Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, Jumat, 22 April 2022.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Warga Palestina mengumpulkan batu untuk dilemparkan ke polisi Israel setelah mereka memasuki kompleks Masjid Al Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, Jumat, 22 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Warga Palestina kembali terlibat bentrok dengan aparat kepolisian Israel di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa, Jumat (22/4/2022). Hal itu terjadi ketika Pemerintah Israel mengklaim bahwa mereka menjaga status quo di situs suci umat Islam tersebut.

Menurut keterangan dua warga Palestina, bentrokan terjadi setelah sekelompok pemuda melemparkan batu ke arah personel kepolisian Israel di gerbang yang mengarah ke kompleks Al-Aqsa. Aparat kepolisian Israel, dengan perlengkapan anti huru-hara, kemudian memasuki kompleks Al-Aqsa dan menembakkan peluru karet serta granat kejut.

Baca Juga

Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan, sembilan warga Palestina terluka, dua di antaranya serius. Sebelumnya Pemerintah Israel mengatakan, mereka telah mempertahan status quo di kompleks Masjid Al-Aqsa. “Israel mempertahankan status quo, yang mencakup kebebasan beribadah bagi umat Islam dan hak untuk berkunjung bagi non-Muslim. Polisi menegakkan larangan ibadah Yahudi (di Al-Aqsa),” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat, Kamis (21/4/2022).

Dia menjelaskan, selama beberapa tahun terakhir, Israel juga tak mengizinkan umat Yahudi mengunjungi Bukit Bait Suci pada 10 hari terakhir Ramadan. Hal itu guna mencegah terjadinya gesekan. Komentar Haiat muncul setelah Liga Arab meminta Israel menghentikan aktivitas peribadatan umat Yahudi di kompleks Al-Aqsa.

"Pelanggaran-pelanggaran ini merupakan penghinaan terang-terangan serta provokasi terhadap perasaan Muslim di mana pun, dan mereka berisiko mengalami siklus kekerasan yang mengancam keamanan serta stabilitas di kawasan dan dunia," kata Liga Arab dalam sebuah pernyataan, Kamis.

Liga Arab menyoroti standar ganda yang diterapkan Israel di kompleks Al-Aqsa. Saat umat Muslim dibatasi akses dan haknya melaksanakan salat di Al-Aqsa, orang-orang Yahudi ultra-nasionalis justru diizinkan memasuki situs suci umat Islam itu pada puncak Ramadan. Kelompok Yahudi itu pun masuk dengan mendapat pengawalan dari aparat kepolisian.

“Tuntutan kami jelas; Al-Aqsa dan Haram Al Sharif di semua areanya adalah satu-satunya tempat ibadah bagi umat Islam,” kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi saat memberi keterangan media perihal masalah tersebut bersama Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit di Amman, Kamis.  

Ghiet mengungkapkan, Israel telah melanggar kebijakan berabad-abad yang menyatakan non-Muslim boleh mengunjungi kompleks Al-Aqsa, tapi tidak beribadah di situs tersebut. 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement