Jumat 22 Apr 2022 12:54 WIB

Ledakan Petasan Hancurkan Rumah di Sleman

Tidak ada korban luka maupun korban jiwa akibat ledakan tersebut.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Ledakan (ilustrasi)
Ledakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Satu rumah di Jalan Kemuning, RT 22, RW 9, Kampung Plosokuning, Kalurahan Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY, hancur total akibat ledakan besar. Ledakan berasal dari bahan pembuatan petasan yang disimpan di dalam rumah.

Efek ledakan bahkan menimbulkan kerusakan ke rumah-rumah yang ada di sekitar yang ada dalam Jalan Kemuning tersebut. Material rumah maupun material petasan seperti kertas-kertas pembungkus berserakan hampir di semua sudut menuju rumah tersebut.

Ketua RT 22 RW 9, Iwan Priantono mengatakan, ledakan terjadi pada Jumat (22/4/2022) pagi sekitar 07.45. Ledakan pertama turut didengar dan dirasakan Iwan yang rumahnya berjarak sekitar 100 meter dari lokasi, sehingga membuatnya ke luar rumah.

Ketika ke luar, kepulan asap sudah merebak, dan tidak lama setelahnya terdengar ledakan kedua yang dirasakan jauh lebih besar dari ledakan pertama. Ledakan itu sampai menimbulkan beberapa material rumah berterbangan ke rumah-rumah sebelah.

Ledakan turut membuat kaca-kaca dari rumah tetangga, terutama yang berada di depan rumah utama, pecah berserakan. Kerusakan paling parah dialami rumah paling selatan yang belakangan dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan bahan pembuatan petasan.

"Kalauuntuk menyimpan (petasan) saya kurang tahu, sebab di Plosokuning sudah jadi rutinitas kalau Lebaran banyak pesta mercon (petasan), tapi saya tidak tahu kapan mulai pembuatan, berapa banyak bahan peledak, kita belum tahu," kata Iwan, Jumat (22/4).

Iwan mengungkapkan, dari informasi yang dikumpulkan pemuda-pemuda di sekitar lokasi bahan petasan yang disimpan mencapai sekitar tiga kilogram. Selain itu, terdapat pula petasan jenis renteng (sambung), yang belum diketahui berapa meter panjangnya.

Ia menduga, penyebab ledakan lantaran rumah penyimpanan memang dalam kondisi panas, dengan atap yang terbilang sangat pendek, sehingga memicu ledakan. Sejauh ini, Iwan menekankan, tidak ada korban luka maupun korban jiwa akibat ledakan tersebut.

"Korban alhamdulillah tidak ada, rumah posisi kosong, Si Mbah (Sum) sedang di luar, biasanya mbah yang ke luar masuk ruangan itu, Mbah Sum, tinggal di situ tapi kalau malam di rumah anak-anaknya," ujar Iwan.

Menurut Iwan, total ada tiga kali ledakan yang terdengar. Namun, ledakan kedua yang dirasa paling besar sampai menyebabkan kayu, genteng dan seng terlempar ke sekitar sampai ke pohon-pohon besar, yang bahkan belum sempat dipindahkan sampai sekarang.

"Kerugian material estimasi puluhan juta, total delapan rumah rusak, berat dan ringan, tapi korban jiwa korban luka tidak ada," kata Iwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement