Kamis 21 Apr 2022 19:29 WIB

Kemendikbudristek: Peminat D4 Terapan Lebih Banyak dari D3

Lulusan D4 memiliki kompetensi nonteknis yang lebih baik dibandingkan lulusan D3. 

Ilustrasi. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto menyebutkan, peminat program sarjana terapan atau D4 lebih banyak dibandingkan diploma tiga (D3).
Foto: Kemendikbudristek
Ilustrasi. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto menyebutkan, peminat program sarjana terapan atau D4 lebih banyak dibandingkan diploma tiga (D3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto menyebutkan, peminat program sarjana terapan atau D4 lebih banyak dibandingkan diploma tiga (D3). Angka peminat D4 tiga kali lebih banyak dibandingkan D3.

"Jumlah peminat program sarjana terapan di perguruan tinggi vokasi jauh di atas program diploma tiga. Hal ini telah dibuktikan oleh Sekolah Vokasi UGM. Waktu masih D3 perbandingannya 1:30, akan tetapi begitu buka D4 perbandingannya meningkat menjadi 1:100, " ujar Wikan dalam sosialisasi competitive fund vokasi 2022 dan peluncuran SK Transformasi D3 ke D4 di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (21/4/2022).

Baca Juga

Dia menambahkan program D4 memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan D3. Keunggulan tersebut, di antaranya lulusan D4 lebih disenangi oleh industri hingga memiliki kompetensi nonteknis yang lebih baik dibandingkan lulusan D3. 

Industri dilibatkan sejak awal dalam perancangan kurikulum dan dosen-dosen yang mengajar di D4 juga berasal dari industri. Dalam kesempatan itu, Kemendikbudristek menyerahkan surat keputusan D4 pada 113 program studi yang berasal dari 45 perguruan tinggi.

"Industri paling diuntungkan dengan program D4 ini, karena kita rancang bersama industri dan dosen dari industri. Selama ini industri rugi, karena kehilangan tenaga kerja, karena banyak lulusan D3 yang bekerja sekian tahun, tetapi keluar dari perusahaan untuk melanjutkan ke S1. Padahal selama ini, industri sudah keluar biaya untuk pelatihan dan lainnya," terang dia.

Karena itu, Kemendikbudristek mendorong agar program studi D3 beralih ke D4. Kendati demikian, pihaknya tidak akan mengejar kuantitas seperti berapa banyak jumlah lulusan yang diserap maupun perguruan tinggi yang melakukan MoU. 

Akan tetapi, lebih pada kualitas pembelajaran dan menghasilkan lulusan memiliki kompetensi. "Nanti kami akan melakukan survei, mulai dari berapa pendapatan lulusan, bagaimana karirnya. Jadi tidak hanya sekedar terserap," terang dia.

Wikan berpesan agar peningkatan status program studi, harus diikuti dengan peningkatan kualitas, kurikulum disusun dengan industri sehingga industri bisa melakukan sumbang saran, dan peningkatan kompetensi nonteknis dengan pembelajaran berbasis proyek.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement