Kamis 21 Apr 2022 17:39 WIB

Menlu Turki: Ada Anggota NATO Ingin Perang Lebih Lama Supaya Rusia Melemah

Pernyataan itu keluar saat pembicaraan damai Ukraina dan Rusia tampaknya terhenti.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu berbicara dengan media saat ia tiba untuk pertemuan para menteri luar negeri NATO di markas NATO di Brussels, Rabu, 6 April 2022.  Menlu Turki: Ada Anggota NATO Ingin Perang Lebih Lama Supaya Rusia Melemah
Foto: AP/Virginia Mayo
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu berbicara dengan media saat ia tiba untuk pertemuan para menteri luar negeri NATO di markas NATO di Brussels, Rabu, 6 April 2022. Menlu Turki: Ada Anggota NATO Ingin Perang Lebih Lama Supaya Rusia Melemah

IHRAM.CO.ID, ANKARA -- Turki menuduh beberapa sekutu NATO-nya menginginkan perang di Ukraina berlangsung lebih lama untuk melemahkan Rusia. Negara-negara itu hanya berambisi agar Rusia menjadi lemah karena perang dan sanksi internasional yang lebih lama. 

 

Baca Juga

"Ada negara-negara di dalam NATO yang ingin perang berlanjut," kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu kepada CNN Turk dalam sebuah wawancara dilansir dari The New Arab, Kamis (21/4/2022).

 

 

"Mereka ingin Rusia menjadi lebih lemah," tambah Cavusoglu. 

 

Pernyataan itu keluar saat pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia tampaknya terhenti setelah pertemuan tatap muka terakhir di Istanbul bulan lalu. Meskipun mereka telah dijadwalkan untuk melanjutkan pembicaraan damai selanjutnya secara daring. 

 

Meski demikian, Cavusoglu tidak menyebut negara mana pun secara langsung. Sebelumnya juga, Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov mengatakan pada Rabu (20/4/2022) bahwa Ukraina menarik diri dari apa yang telah ada kesepakatan. 

 

Turki merupakan Anggota NATO yang dituduh telah memasok Ukraina dengan pesawat tak berawak, tetapi telah menghindar dari menjatuhkan sanksi terhadap Rusia bersama sekutu Barat. Turki yang memiliki hubungan baik dengan Ukraina dan Rusia telah menengahi untuk mengakhiri konflik dan menawarkan untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin.

Turki telah dua kali menjadi tuan rumah negosiasi langsung antara kedua belah pihak, pada 10 Maret antara Menteri Luar Negeri Ukraina dan Rusia di kota Selatan Antalya dan pada 29 Maret antara negosiator kedua belah pihak di Istanbul. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement