Komisi I Harap Defend ID Sinergitaskan Industri Pertahanan Indonesia

Defind ID diharapkan dapat mendukung kemandirian pertahanan nasional

Kamis , 21 Apr 2022, 13:13 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyambut positif peluncuran holding BUMN industri pertahanan atau Defend ID oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jawa Timur, Rabu (20/4/2022).
Foto: Istimewa
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyambut positif peluncuran holding BUMN industri pertahanan atau Defend ID oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jawa Timur, Rabu (20/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Evita Nursanty mendukung holding dan program strategis BUMN industri pertahanan yang disebut sebagai Defend ID. Program tersebut diharapkan menghadirkan keterpaduan dan sinergisitas industri pertahanan untuk kemandirian pertahanan nasional.

"Harapannya Indonesia dapat disegani dalam industri pertahanan global. Pembentukan Defend ID sebagai holding dalam industri pertahanan sangat tepat," ujar Evita saat dihubungi, Kamis (21/4/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, sistem pertahanan dan keamanan negara membutuhkan ketersediaan alat peralatan pertahanan dan keamanan yang memadai. Sistem tersebut juga harus didukung oleh kemampuan industri pertahanan dalam negeri yang mandiri.

Tujuan utamanya adalah untuk melindungi bangsa Indonesia. Serta untuk mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Perlunya keterpaduan dan sinergisitas, dan pemerintah mempunyai tanggung jawab membangun dan mengembangkan industri pertahanan untuk menjadi maju, kuat, mandiri, dan berdaya saing," ujar Evita.

Ia percaya, holding ini akan membawa Indonesia menjadi negara yang disegani dari sisi industri pertahanannya. Kendati demikian, ia mengingatkan pentingnya meningkatkan komponen dalam negeri (TKDN) pada produk-produk pertahanan unggulan.

Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, transformasi di sektor pertahanan ini bukan perkara mudah. Sebab, membutuhkan visi besar, inovasi teknologi, dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang cakap.

"Kadang kata sinergi dan integrasi itu mudah diucapkan, tetapi sangat sulit dipraktikkan. Karena itu industri ini butuh orang-orang yang mampu menerobos dengan gagasan besar, termasuk bagaimana induk holding bisa satu visi dengan seluruh anggota holding," ujar Evita.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan holding dan program strategis BUMN industri pertahanan yang disebut sebagai Defend ID, di Surabaya, Rabu (20/4/2022). Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan, Indonesia memang harus segera membangun kemandirian industri pertahanan untuk mendorong industri pertahanan dalam negeri agar siap memasuki era persaingan baru.

Selain itu, dengan kemandirian industri pertahanan maka Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pertahanan pokok guna menjaga kedaulatan negara. Jokowi menilai, kemandirian industri pertahanan ini harus diwujudkan bersama-sama.

“Kita harus perkuat industrinya, kita juga harus bangun ekosistemnya agar tumbuh dan berkembang semakin maju. Karena itu, saya mengapresiasi pembentukan holding BUMN industri pertahanan yang bernama Defend ID yang sudah lama ini saya tunggu-tunggu dan saya kejar-kejar terus,” ujar Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.