Kamis 21 Apr 2022 09:35 WIB

Zelensky: Pasukan Ukraina tak Mampu Buka Pengepungan Mariupol

Zelensky secara terbuka meminta bantuan dari sekutu Barat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Kendaraan yang terbakar terlihat di bagian yang hancur dari Pabrik Metalurgi Illich Iron & Steel Works, saat asap mengepul dari Metallurgical Combine Azovstal selama pertempuran sengit, di daerah yang dikendalikan oleh pasukan separatis yang didukung Rusia di Mariupol, Ukraina, Senin, 18 April, 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pasukan negaranya tidak mampu membuka blokade dan pengepungan pasukan Rusia di Mariupol
Foto: AP/Alexei Alexandrov
Kendaraan yang terbakar terlihat di bagian yang hancur dari Pabrik Metalurgi Illich Iron & Steel Works, saat asap mengepul dari Metallurgical Combine Azovstal selama pertempuran sengit, di daerah yang dikendalikan oleh pasukan separatis yang didukung Rusia di Mariupol, Ukraina, Senin, 18 April, 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pasukan negaranya tidak mampu membuka blokade dan pengepungan pasukan Rusia di Mariupol

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pasukan negaranya tidak mampu membuka blokade dan pengepungan pasukan Rusia di Mariupol. Ia secara terbuka meminta bantuan dari sekutu Barat.

“Ada dua cara untuk membuka blokir Mariupol. Yang pertama adalah bantuan serius dan senjata berat yang kami serta mereka (pasukan Ukraina di Mariupol) andalkan. Dengan tindakan bersama kita dapat membuka blokir Mariupol,” kata Zelensky dalam konferensi pers bersama Presiden Dewan Eropa Charles Michel di Kiev, Rabu (20/4/2022).

Baca Juga

Menurut Zelensky, saat ini Ukraina belum memiliki cukup persenjataan semacam itu untuk membebaskan Mariupol dari kepungan pasukan Rusia. “Cara kedua (untuk membuka blokade Mariupol) adalah diplomatik. Rusia belum menyetujuinya,” ucapnya.

Zelensky mengungkapkan, saat ini ratusan tentara Ukraina di Mariupol mengalami luka di bagian tangan mereka. Para prajurit Ukraina kehilangan nyawa dalam melindungi warga sipil yang terjebak di kota tersebut.

“Semua orang di Mariupol, semua orang menginginkan kemenangan kami. Mereka ingin kota itu tidak diblokade. Tidak ada yang akan menyerah pada musuh. Inilah yang mereka rasakan,” kata Zelensky.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia telah memperbarui seruannya kepada pasukan Ukraina yang tersisa di area pabrik baja Azovstal di kota Mariupol untuk menyerah dan meletakkan senjata mereka. Kemenhan Rusia mengatakan mereka bakal mengamati gencatan senjata di daerah Azovstal yang mulai berlaku pada Rabu tengah malam waktu Moskow. Menurut mereka, tidak ada satu pun tentara Ukraina yang menerima tawaran penyerahan seperti yang disampaikan pada Selasa (19/4/2022).

“Pada pukul 22:00 waktu Moskow tanggal 19 April, tidak ada yang menggunakan koridor yang ditunjukan,” kata Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Federasi Rusia Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Rusia sebelumnya memang telah mengumumkan pihaknya membuka koridor kemanusiaan untuk menarik prajurit Ukraina dan milisi nasionalis yang secara sukarela meletakkan senjata mereka di Azovstal. “Kepemimpinan Rusia menjamin kepada semua orang yang meletakkan senjata mereka perlindungan hidup, keamanan penuh, penyediaan perawatan medis yang memenuhi syarat dan kepatuhan terhadap Konvensi Jenewa tentang perlakuan terhadap tawanan perang,” ujar Mizintsev.

Mizintsev mengatakan, jika komandan formasi bersenjata Ukraina menolak meletakkan senjata, Moskow meminta pemerintahan di Kiev menyerukan para militan agar mematuhi gencatan senjata untuk proses penarikan warga sipil di wilayah tersebut. Pabrik baja Azovstal merupakan benteng utama pasukan Ukraina di Mariupol. Di area tersebut terdapat pula warga sipil yang berlindung. 

Baca juga : Pejabat Tinggi Keuangan Negara Barat Keluar dari Pertemuan G20 Saat Rusia Bicara

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement