Kamis 21 Apr 2022 00:30 WIB

Wapres Minta Perbaikan Pengelolaan ZIS Agar Masyarakat Bayar di OPZ Resmi

Laporan penghimpunan dan penyaluran ZIS oleh BAZNAS harus dapat diakses dengan mudah

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta tata kelola Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) di BAZNAS dilakukan secara profesional, transparan, dan akuntabel. .
Foto: Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta tata kelola Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) di BAZNAS dilakukan secara profesional, transparan, dan akuntabel. .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta tata kelola Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) di BAZNAS dilakukan secara profesional, transparan, dan akuntabel. Wapres meminta laporan aktivitas penghimpunan dan penyaluran ZIS oleh BAZNAS harus dapat diakses dengan cepat dan mudah oleh masyarakat.

"Utamanya untuk mendongkrak kepercayaan dan minat masyarakat untuk menyalurkan ZIS melalui Orgajisasi penerima zakat (OPZ) resmi," ujar Wapres saat hadir di acara Kampanye Optimalisasi Pengumpulan ZIS dan Dana Sosial Keagamaaan Melalui BAZNAS di Gedung BAZNAS, Jakarta, Rabu (20/4/2022), seperti dalam siaran persnya.

Baca Juga

Wapres mengungkapkan, realisasi ZIS yang terkumpul melalui BAZNAS masih jauh dari potensi penerimaannya yang diproyeksikan Rp327,6 triliun per tahun. Pada tahun 2021 jumlah ZIS yang tersalurkan mencapai lebih dari Rp.70 triliun, tetapi pengumpulan ZIS melalui BAZNAS hanya mencapai Rp. 11,5 triliun.

Ini karena sebagian besar penyaluran zakat masyarakat, tidak dilakukan melalui organisasi pengelola zakat resmi. Untuk mencapai target tersebut di atas, Wapres berharap agar Kampanye Optimalisasi Pengumpulan Zakat, Infak, Sedekah dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya melalui BAZNAS, harus dilakukan secara lebih profesional disertai dengan langkah-langkah.

"Peningkatan literasi masyarakat, khususnya dalam hal penyaluran ZIS melalui OPZ. Sebagian muzaki masih cenderung menyalurkan langsung zakatnya kepada mustahik. Optimalisasi pengumpulan ZIS perlu memperluas literasi ZIS kepada muzaki," kata Wapres.

Selanjutnya, Wapres menilai perlunya peningkatan sumber daya manusia atamil zakat yang berintegritas dan mumpuni. BAZNAS harus menambah jumlah amil tersertifikasi, agar memenuhi kompetensi dan cakap dalam pengelolaan ZIS.

Kemudian, percepatan digitalisasi untuk mempermudah pengumpulan dan penyaluran ZIS. BAZNAS harus segera menghadirkan teknologi digital hingga ke tingkat pengelolaan ZIS terbawah. Digitalisasi mempengaruhi kecepatan, ketepatan, dan keluasan jangkauan.

Selain itu, BAZNAS perlu memperluas media kampanye yang menjangkau berbagai kelompok masyarakat, baik kaum milenial, pelaku bisnis maupun dunia industri. BAZNAS diharapkan menghadirkan kampanye-kampaye ZIS yang kreatif dan inovatif melalui kanal digital dan media sosial.

"Terakhir yang terpenting adalah penyaluran ZIS harus tepat sasaran dan berlandaskan data akurat, sehingga ZIS benar-benar diterima masyarakat yang membutuhkan," katanya.

Ia mengatakan, sinergi BAZNAS dengan Kementerian Sosial untuk pemutakhiran Data yg Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) juga harus dioptimalkan. Ia meminta agar fungsi koordinasi BAZNAS dengan kementerian, lembaga, pemda, Lembaga Amil Zakat dan berbagai pemangku kepentingan lainnya terus diperkuat.

"Melalui berbagai upaya tadi, saya yakin pengelolaan dana umat oleh BAZNAS akan semakin baik, dan masyarakat yang terbantu melalui zakat, infak, dan sedekah bertambah banyak," ujarnya.

Fauziah Mursid

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement