Kamis 21 Apr 2022 05:15 WIB

Pengguna Produk Pembersih Keluhkan Kulit Kemerahan, Serangan Asma, Hingga Keracunan

Sekitar 46,9 persen pengguna produk pembersih alami masalah kesehatan.

Hand sanitizer disiapkan di depan kelas saat pertemuan tatap muka di SD (Ilustrasi). Masyarakat ada yang mengalami kemerahan pada kulit, serangan asma, gangguan penciuman, hingga keracunan akibat pemakaian sejumlah produk pembersih, termasuk hand sanitizer, sabun, disinfektan permukaan, dan pemutih.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Hand sanitizer disiapkan di depan kelas saat pertemuan tatap muka di SD (Ilustrasi). Masyarakat ada yang mengalami kemerahan pada kulit, serangan asma, gangguan penciuman, hingga keracunan akibat pemakaian sejumlah produk pembersih, termasuk hand sanitizer, sabun, disinfektan permukaan, dan pemutih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan, Agusdini Banun Saptaningsih, mengungkapkan, selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan penggunaan produk pembersih di kalangan masyarakat. Pemanfaatannya sebagian berujung pada masalah kesehatan.

Dini mencatat masyarakat ada yang mengalami kemerahan pada kulit, serangan asma, gangguan penciuman, hingga keracunan akibat pemakaian sejumlah produk pembersih. Produk tersebut termasuk hand sanitizer, sabun, disinfektan permukaan, dan pemutih.

Baca Juga

"Sekitar 46,9 persen dari pengguna mempunyai sekurangnya satu pengalaman terkait masalah dari pemakaian produk pembersih, seperti kulit terjadi kemerahan, serangan asma, gangguan penciuman, sedikit keracunan melalui penghisapan dan dari kulit," ujar Dini dalam sebuah webinar kesehatan, Rabu (20/4/2022).

Dini mengatakan, Covid-19 masih menjadi penyakit infeksi baru yang menjadi tantangan di Indonesia. Sementara itu, penyakit tidak menular yang menyebabkan beban utama pada pembiayaan kesehatan juga masih banyak dan penyakit menular klasik pun demikian.

 

Di antara berbagai upaya pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat agar terhindar dari penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 itu ialah melalui penerapan hidup bersih dan sehat termasuk mencuci tangan rutin baik menggunakan produk pembersih seperti sabun maupun hand sanitizer. Namun, pakar kesehatan tidak memungkiri munculnya masalah kesehatan akibat pemanfaatan produk pembersih, khususnya hand sanitizer dan sabun terus menerus.

Dikutip dari Medical News Today, Pakar dermatologi dr Zainab Laftah dari British Skin Foundation mengatakan, penggunaan pembersih tangan dan mencuci tangan secara berulang dapat menghilangkan protein di epidermis (lapisan kulit atas), yang mengarah pada disfungsi sawar kulit. Ini berisiko memunculkan infeksi.

Selain itu, sabun dapat menimbulkan dermatitis tangan iritan dengan gejala kulit merah dan kering, bersisik, serta gatal terutama di ruang jari dan pada buku-buku jari. Demi mencegah masalah ini, penggunaan pelembap bisa menjadi salah satu solusi.

 

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement