Rabu 20 Apr 2022 23:25 WIB

Empat Tewas dalam Ledakan di Tambang Batubara Polandia

Empat orang tewas dan tujuh lainnya hilang di sebuah tambang batu bara di Polandia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Sebuah truk sampah bermuatan melewati sebuah truk kosong saat mengangkut batu bara di tambang batu bara Kedrovsky di Kemerovo, Rusia, Selasa, 16 Juni 2015. Pemerintah Polandia pada Selasa (29/3/2022) melarang impor batu bara dari Rusia.
Foto: AP Photo/Phelan M. Ebenhack
Sebuah truk sampah bermuatan melewati sebuah truk kosong saat mengangkut batu bara di tambang batu bara Kedrovsky di Kemerovo, Rusia, Selasa, 16 Juni 2015. Pemerintah Polandia pada Selasa (29/3/2022) melarang impor batu bara dari Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Empat orang tewas dan tujuh lainnya hilang di sebuah tambang batu bara di Polandia selatan. Pemilik tambang mengatakan, terjadi ledakan metana pada Rabu (20/4/2022) dini hari.

Pemilik tambang JSW mengatakan, ledakan di tambang batubara Pniowek di Pawlowice terjadi tak lama setelah tengah malam, di kedalaman 1.000 meter atau 3.300 kaki. Pada saat ledakan, sebanyak 42 penambang berada di area tersebut. Dari total penambang, 21 di antaranya dibawa ke rumah sakit.

"Informasi yang sangat menyedihkan. Empat penambang tewas akibat ledakan di Tambang Pniowek. Pencarian 7 orang lainnya sedang berlangsung," ujar Wakil Perdana Menteri Polandia, Jacek Sasin.

Sebagian besar orang yang terluka menderita luka bakar. Perusahaan tambang JSW mengatakan bahwa, 13 tim terlibat dalam penyelamatan, tetapi upaya itu ditunda.

"Operasi penyelamatan dihentikan sementara sampai penghalang debu, yang melindungi pangkalan penyelamatan dari ledakan metana, dibangun kembali," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan menambahkan bahwa, keluarga penambang yang terkena dampak telah didampingi oleh psikolog. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga para penambang yang menjadi korban. Morawiecki dijadwalkan melakukan kunjungan ke area tambang tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement