Kamis 21 Apr 2022 04:49 WIB

Makin Meningkat, RLS di Indramayu Kini Capai 6,52 Tahun

RLS di Kabupaten Indramayu terus diupayakan agar meningkat signifikan.

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Petugas Satgas COVID-19 memberikan sosialisasi penerapan protokol kesehatan (prokes) kepada siswa saat pembelajaran tatap muka (PTM) saat sidak prokes di SMPN 1 Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (10/2/2022). Sidak tersebut digelar untuk menertibkan dan mensosialisasikan pentingnya prokes yang ketat saat pembelajaran tatap muka (PTM) guna mencegah penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petugas Satgas COVID-19 memberikan sosialisasi penerapan protokol kesehatan (prokes) kepada siswa saat pembelajaran tatap muka (PTM) saat sidak prokes di SMPN 1 Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (10/2/2022). Sidak tersebut digelar untuk menertibkan dan mensosialisasikan pentingnya prokes yang ketat saat pembelajaran tatap muka (PTM) guna mencegah penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Rata-rata lama sekolah (RLS) di Kabupaten Indramayu mengalami peningkatan yang signifikan. Program kejar paket bagi warga putus sekolah juga terus digenjot.

Capaian RLS itu terlihat dari data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Indramayu. Dari data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, RLS di Kabupaten Indramayu pada 2021 mencapai 6,52 tahun.

Baca Juga

Angka itu meningkat signifikan dibandingkan RLS pada 2020 yang mencapai 6,30 tahun. Bahkan pada 2019, RLS di Kabupaten Indramayu tercatat hanya 5,99 tahun.‘’Capaian RLS pada 2021 pada angka 6,52 tahun itu melebihi target yang kami tetapkan pada angka 6,50 tahun,’’ kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Caridin, Rabu (20/4/2022).

Caridin mengungkapkan, pihaknya berusaha maksimal agar RLS di Kabupaten Indramayu meningkat signifikan. Pada tahun-tahun sebelumnya, kenaikan RLS di Kabupaten Indramayu kisarannya hanya 0,1 digit.

Caridin menyebutkan, salah satu upaya yang dilakukan jajarannya selama ini untuk menaikkan RLS di antaranya dengan terus menggenjot program Kejar Paket (Ja-Ket). Melalui program itu, warga yang putus sekolah bisa melanjutkan pendidikan secara gratis.

‘’Melalui program Ja-ket, setiap tahunnya bisa meluluskan ribuan peserta. Untuk program Kejar Paket C, rata-rata meluluskan sekitar 1.200 orang per tahun, sedangkan Kejar Paket B sekitar 1.800 orang per tahun,’’ terang Caridin.

Tak hanya menggenjot program Ja-ket, lanjut Caridin, pihaknya juga melakukan pembenahan administrasi di masyarakat. Untuk itu, koordinasi dilakukan dengan pemerintah desa, kecamatan, Disdukcapil maupun BPS.

Dengan demikian, jika ada warga yang sudah lulus program kejar paket, maka pendataan mengenai status pendidikannya yang tertera dalam Kartu Keluarga (KK), bisa segera diperbaiki. ‘’Jadi penghitungannya benar-benar riil,’’ cetus Caridin.

Caridin mengakui, awalnya program kejar paket kurang tersosialisasikan dengan baik. Akibatnya, warga yang putus sekolah dan hendak melanjutkan pendidikannya, menjadi tidak paham mengenai program tersebut.

Namun, setelah Bupati Indramayu, Nina Agustina, menjadikan kejar paket sebagai salah satu program unggulannya, melalui program Ja-Ket, maka sosialisasi pun dilakukan secara masif. ‘’Insya Allah di tahun 2022 ini RLS di Kabupaten Indramayu bisa lebih meningkat lagi. Kami targetkan di angka 6,70 tahun,’’ tukas Caridin.

Selain menggenjot program Ja-Ket, lanjut Caridin, pihaknya juga berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan angka melanjutkan pendidikan. Selain itu, menekan angka drop out.

Terpisah, Kepala BPS Kabupaten Indramayu, Ono Margiono, membenarkan adanya peningkatan RLS di Kabupaten Indramayu. Bahkan, peningkatannya signifikan dibandingkan daerah lainnya.

‘’RLS tahun 2021 di angka 6,52 tahun, naik dari RLS tahun 2020 di angka 6,30 tahun,’’ tandas Ono. N lilis sri handayani

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement