Senin 06 May 2019 13:19 WIB

Ramadhan Tiba, Apa yang Harus Dipersiapkan?

Ketika Ramadhan yang harus dipersiapkan adalah fisik dan mental demi ladang pahal

Warga mengikuti pawai obor menyambut bulan Ramadhan 1440 Hijriah di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (5/4/2019).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Warga mengikuti pawai obor menyambut bulan Ramadhan 1440 Hijriah di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (5/4/2019).

Ramadhan telah tiba sudah seharusnya kita bergembira untuk menyambut kedatangannya. Bulan yang penuh keberkahan, kemuliaan dan keutamaan.  Obral pahala besar-besaran.  Bulan suci ini, pahala kebaikan kita akan dilipatgandakan. 

Jika kita mengerjakan ibadah-ibadah sunnah, maka akan mendapatkan pahala sebagaimana ibadah wajib. Sementara ibadah wajib yang dilakukan akan dilipatgandakan (ada yang menjelaskan 70 kali lipat). Selain itu, puasa ramadhan juga dijanjikan Allah akan menghapuskan dosa-dosa kita yang lalu.

Baca Juga

Pada sepuluh malam teakhir akan ada door prize special berupa lailatul qodar yang lebih baik dari seribu bulan. Masyaallah, pantaslah kita harus bergembira akan datangnya bulan ramadhan.

Menjalankan ramadan adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim. Selain itu, jika kita mampu puasa dan sukses dalam menjalani ramadan maka kita akan meraih ketakwaan. Sebagaimana firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah:183)

Untuk menyambut bulan ramadhan, kita harus mempersiapkan beberapa hal yaitu: persiapan fisik, mental dan ilmu.

1. Persiapan Fisik

 Aktivitas dibulan ramadhan akan banyak yang dilakukan. Selain beraktifitas seperti biasa yaitu kerja, sekolah atau kuliyah. Sementara kita harus beribadah, tilawah quran, silaturahmi ke saudara-saudara, kajian Islam, sholat terawih dan ibadah-ibadah yang lain, oleh karena itu, kita harus persiapan fisik, tubuh dilatih untuk berolahraga, jalan-jalan pagi, dan istirahat  yang cukup.

2. Persiapan Mental

Untuk persiapan mental ini, susah–susah gampang, akan tetapi harus mampu. Karena banyak dari kita, sudah mampu menahan lapar dan haus. Namun, hawa nafsu terkadang kurang kendali. Masih saja ada yang tidak mampu menahan amarah padahal kita harus bersabar dalam menjalani puasa. Apalagi bagi perempuan yang suka gosip (membicarakan kejelekan orang lain) nah, disini kita harus berhati-hati agar lisan  terjaga dari membicarakan orang. Sejatinya, puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi hawa nafsu juga harus bisa terkendalikan. Oleh karena itu, agar tidak membicarakan orang kita harus persiapkan mental dengan cara, menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat seperti mengkaji Islam, berkumpul dengan orang-0rang yang sholeh, banyak membaca alquran. Dengan begitu kita akan mendapatkan pahala dari kebaikan kita. Selama niat kita hanya ingin mendapatkan ridho Allah.

3. Persiapan Ilmu

Selain persiapan fisik dan mental, kita juga butuh persiapan ilmu karena ini sangat penting. Kita menginginkan puasa kita tidak sia-sia, sangat disayangkan jika kita puasa tapi malah sia-sia dan tidak mendapatkan pahala, oleh sebab itu, kita butuh persiapan ilmu. Dengan ilmu, maka kita akan berupaya agar menjalani puasa dengan niat hanya karena Allah bukan karena yang lain. Untuk menambah ilmu yang bermanfaat, bisa dengan menghadiri kajian-kajian Islam dengan begitu, kita akan tahu apa saja yang membuat puasa kita diterima, dan hal-hal yang membatalkan puasa atau mengurangi pahala puasa. Semua itu akan mudah dipahami jika tahu ilmunya dengan mengkaji Islam.

4. Puasa Menjadi Ladang Pahala

Puasa tidak sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi, kita harus mampu menahan hawa nafsu dan meninggalkan kemaksiatan. Berusaha untuk menjalankan puasa dengan ikhlas serta memperbanyak amal sholeh. Sholat terawih,  setiap hari isi dengan membaca alquran.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda: “Shaum dan Quran itu memintakan syafaat seseorang hamba di hari Kiamat nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Dan berkata pula al-Quran : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” ( HR Ahmad, Hadits Hasan)

Khutbah Rasulullah Menjelang Bulan Ramadan

Untuk menambah semangat kita dalam menjalankan puasa di bulan ramadhan, mari simak hadits yang berisi khutbah Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam menjelang bulan Ramadan. Khutbah ini diriwayatkan Imam Ali radhiallahu ‘anhu:

“Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah yang membawa berkah, rahmat, dan maghfirah, bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malam di bulan Ramadhan adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jamnya adalah jam yang paling utama. 

“Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah, Rabb-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shaum dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini.

“Kenanglah rasa lapar dan hausmu sebagaimana kelaparan dan kehausan pada hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakan orangtuamu. Sayangilah yang muda. Sambungkanlah tali persaudaraan. Jaga lidahmu. Tahan pandangan dari apa yang tidak halal kamu memandangnya. Dan tahan pula pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.

“Wahai manusia! Barang siapa diantaramu memberi makan untuk berbuka kepada kaum Mukmin yang melaksanakan shaum di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Para sahabat bertanya, ‘Kami semua tidak akan mampu berbuat demikian.’ Lalu Rasulullah melanjutkan khutbahnya. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan sebiji kurma. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan setitik air.

“Wahai manusia! Barang siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, dia akan berhasil melewati shiraatalmustaqim, pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya dan membantunya di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaannya di hari kiamat.

“Barang siapa yang menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murkanya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya di hari berjumpa dengan-Nya, dan barang siapa yang menyambungkan tali silaturahmi di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Dan barang siapa yang memutuskan silaturahmi di bulan ini, Allah akan memutuskan dia dari rahmat-Nya.

“Siapa yang melakukan shalat sunnah di bulan Ramadhan, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa yang melakukan shalat fardhu, baginya ganjaran seperti 70 salat fardu di bulan yang lain.

“Barang siapa yang memperbanyak salawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barang siapa yang pada bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama dengan mengkhatamkan Al-Quran di bulan-bulan yang lain.

Lalu Amirulmukminin Ali bin Abi Thalib berdiri dan berkata: ‘Ya Rasulullah, amal apa yang paling utama di bulan ini.’ Rasul yang mulia menjawab, ‘Ya Abul Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah Subhanahu wa ta’aala.”

Masyaallah, semoga ini menjadi penyemangat kita untuk bergembira menyambut bulan ramadan, semakin semangat meningkatkan amal sholeh serta menjalankan bulan ramadan. Jangan hanya mendapat lapar dan dahaga saja saat menjalankan bulan ramadhan. Akan tetapi, Raihlah ampunan Allah yang seluas langit dan bumi itu. Selamat berjuang di bulan Ramadhan nanti untuk mendapat predikat muttaqin, orang yang bertakwa. Selamat menyambut bulan ramadhan, bergembiralah untuk menyambutnya serta persiapkan diri sebaik mungkin.

Pengirim: Minah, S.Pd.I, Penulis Motivasi

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement