Selasa 19 Apr 2022 22:53 WIB

Koki Bagi Warga Miskin, Walid Memasak Sup Gratis di Jalanan Gaza

Sudah enam tahun Walid al-Hattab memasak sup bagi warga miskin di Gaza.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pria Gaza, Walid al-Hattab, memasak sup tradisional Palestina, garisha, dalam mangkuk besar untuk memberi makan keluarga miskin di lingkungannya selama Ramadhan. Ramadhan tahun ini adalah tahun keenam Walid al-Hattab berturut-turut memasak untuk keluarga miskin.  Koki Bagi Warga Miskin, Walid Memasak Sup Gratis di Jalanan Gaza
Foto: Xinhua
Seorang pria Gaza, Walid al-Hattab, memasak sup tradisional Palestina, garisha, dalam mangkuk besar untuk memberi makan keluarga miskin di lingkungannya selama Ramadhan. Ramadhan tahun ini adalah tahun keenam Walid al-Hattab berturut-turut memasak untuk keluarga miskin. Koki Bagi Warga Miskin, Walid Memasak Sup Gratis di Jalanan Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang pria Gaza, Walid al-Hattab, memasak sup tradisional Palestina, garisha, dalam mangkuk besar untuk memberi makan keluarga miskin di lingkungannya selama Ramadhan. Ramadhan tahun ini adalah tahun keenam Walid al-Hattab berturut-turut memasak untuk keluarga miskin. 

Gandum halus, daging sapi atau domba, dan bawang bombay adalah bahan utama sup al-Hattab. Sup dimasak dalam panci besar yang dipanaskan di atas tungku kayu bakar di depan rumahnya di lingkungan al-Shujaiya di dalam kantong pantai yang terkepung. 

Baca Juga

Ayah delapan anak berusia 57 tahun itu mengatakan ia meluncurkan inisiatif ini sebagai sarana menghidupkan kembali tradisi Palestina membantu keluarga miskin untuk bertahan hidup. “Dulu, orang tua dan kakek kami biasa memasak di jalanan agar keluarga berpenghasilan rendah dapat mengambil makanan mereka tanpa meminta bantuan siapa pun. Orang-orang kami telah menghadapi kondisi kehidupan yang sulit selama bertahun-tahun,” kata al-Hattab. 

Menurut Monitor Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania, sekitar 1,5 juta penduduk di Gaza menjadi miskin karena blokade udara, darat, dan laut yang diberlakukan Israel di daerah kantong pantai. Pada 2006, Israel memberlakukan blokade setelah Hamas, sebuah kelompok Islam Palestina, memenangkan pemilihan umum di wilayah tersebut. Keberhasilan pemilihan Hamas mengakibatkan pertempuran dengan saingan dari Fatah, faksi yang saat ini mendominasi Otoritas Palestina (PA).

Israel semakin memperketat blokadenya setelah Hamas secara paksa mengambil alih wilayah itu dari Fatah pada 2007. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperkirakan 80 persen warga Gaza, yang sebagian besar adalah pengungsi, menghadapi kerawanan pangan utama dan bergantung pada bantuan dan bantuan untuk bertahan hidup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement