Rabu 20 Apr 2022 00:50 WIB

Israel Serang Jalur Gaza Targetkan Pabrik Senjata Hamas

Serangan Israel menargetkan tempat pembuatan senjata milik kelompok Hamas.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Polisi Israel mencoba membubarkan warga Palestina di Kota Tua Yerusalem, Ahad, 17 April 2022. Polisi Israel bentrok dengan warga Palestina di luar Masjid Al-Aqsa setelah polisi membersihkan warga Palestina dari kompleks yang luas untuk memfasilitasi kunjungan rutin orang Yahudi ke tempat suci dan menuduh warga Palestina menimbun batu untuk mengantisipasi kekerasan.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Polisi Israel mencoba membubarkan warga Palestina di Kota Tua Yerusalem, Ahad, 17 April 2022. Polisi Israel bentrok dengan warga Palestina di luar Masjid Al-Aqsa setelah polisi membersihkan warga Palestina dari kompleks yang luas untuk memfasilitasi kunjungan rutin orang Yahudi ke tempat suci dan menuduh warga Palestina menimbun batu untuk mengantisipasi kekerasan.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sejumlah pesawat tempur Israel melancarkan serangan di Jalur Gaza. Militer Israel mengatakan, serangan tersebut menargetkan tempat pembuatan senjata milik kelompok Hamas.

Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa (19/4/2022) mengatakan, sejauh ini tidak ada korban atau cedera yang dilaporkan. Brigade Ezzedine al-Qassam atau sayap bersenjata dari kelompok Hamas mengatakan, mereka membalas serangan Israel dengan rudal darat-ke-udara.

Baca Juga

“Pertahanan udara kami menanggapi pesawat-pesawat tempur Zionis di langit Jalur Gaza dengan rudal permukaan-ke-udara sekitar pukul 01:35 waktu setempat pada Selasa pagi,” kata pernyataan Brigade Ezzedine al-Qassam, dilansir Aljazirah.

Serangan itu terjadi setelah sebuah roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel selatan pada Senin (18/4/2022). Roket tersebut berhasil dicegat oleh Israel dengan sistem Iron Dome mereka. Ini adalah serangan pertama dalam beberapa bulan terakhir, di tengah meningkatnya ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa, di Yerusalem Timur.

Sejauh ini tidak ada laporan mengenai korban atau kerusakan, dan tidak ada kelompok Palestina yang mengaku bertanggung jawab atas penembakan roket itu.

Sebelumnya Hamas telah memperingatkan bahwa setiap insiden di kompleks Masjid Al-Aqsa, akan menjadi “garis merah”. Pasukan Israel beberapa kali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dalam beberapa hari terakhir. Termasuk menangkap ratusan warga Palestina, dan menyebabkan  puluhan lainnya terluka.

Palestina menuduh Israel melanggar batas di Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan. Sementara Israel mengatakan pengunjuk rasa Palestina berusaha untuk mengganggu ibadah untuk tujuan politik dan mencegah kunjungan orang Yahudi, yang merayakan Paskah. Polisi Israel mengatakan, mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa anggota dari semua agama dapat merayakan liburan dengan aman.

Warga Palestina melihat kehadiran polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa sebagai provokasi. Warga Palestina mengatakan, polisi Israel menggunakan kekuatan berlebihan. Sebelum tembakan roket pada Senin, Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan, Israel telah menjadi target "kampanye hasutan yang dipimpin Hamas."

Mesir dan Yordania telah mengutuk tindakan pasukan Israel di lokasi tersebut. Mesir dan Yordania menandatangani perjanjian damai dengan Israel beberapa dekade lalu, dan berkoordinasi dalam masalah keamanan

Yordania yang merupakan penjaga Masjid Al-Aqsa memanggil wakil kuasa usaha Israel di Amman pada Senin untuk menyampaikan pesan kecaman. Raja Yordania, Abdullah II, pada Senin mengatakan, tindakan sepihak Israel terhadap jamaah Muslim Palestina di Masjid Al-Aqsa merusak prospek perdamaian di wilayah tersebut.

 

Israel telah berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Yordania selama setahun terakhir. Israel juga menormalkan hubungan dengan negara-negara Arab lainnya atas keprihatinan bersama mereka tentang Iran. Tetapi gelombang kekerasan baru-baru ini yang menewaskan 25 orang Palestina dan 14 orang Israel telah membawa perhatian baru pada pendudukan Israel atas wilayah Palestina, yang telah berusaha dikesampingkan dalam beberapa tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement