Selasa 19 Apr 2022 17:09 WIB

Komisi IV DPR: Ketersediaan Pangan Strategis di Sultra Aman Terkendali

Secara umum pangan pokok yang dihasilkan petani di Sultra tersedia semua.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, bersama rombongan didampingi Tim Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi melakukan rapat koordinasi guna memastikan ketersediaan pangan pokok di wilayah Sulawesi Tenggara, Selasa (19/4/2022).
Foto: Kementan
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, bersama rombongan didampingi Tim Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi melakukan rapat koordinasi guna memastikan ketersediaan pangan pokok di wilayah Sulawesi Tenggara, Selasa (19/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, bersama rombongan didampingi Tim Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi melakukan rapat koordinasi guna memastikan ketersediaan pangan pokok di wilayah Sulawesi Tenggara, Selasa (19/4/2022). Kunjungan tersebut untuk mengantisipasi lonjakan harga yang umumnya terjadi pada saat bulan puasa dan menjelang lebaran.

“Kali ini kita akan melihat beberapa masalah untuk diperhatikan, terutama kaitannya dengan minyak goreng yang menjadi permasalahan luar biasa beberapa minggu terakhir ini,” ujar Anggia pada kunjungan kerja tersebut.

Baca Juga

Menjelang Lebaran terutama di Sulawesi Tenggara, Anggia meminta semua pihak bersama-sama melakukan upaya menyediakan stok 12 bahan pangan pokok. Pasalnya, mulai beberapa bulan yang lalu sampai hari ini menjadi permasalahan yang luar biasa, termasuk di dalamnya juga ketersediaan bahan pangan untuk Lebaran.

“Secara umum pangan pokok yang dihasilkan petani tersedia semua. Biasanya daging sapi yang harganya naik saat musim seperti ini, namun ternyata masih aman. Malah minyak goreng yang masih bersoal, hanya minyak goreng curah yang masih mahal,” tukasnya.

photo
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, bersama rombongan didampingi Tim Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi melakukan rapat koordinasi guna memastikan ketersediaan pangan pokok di wilayah Sulawesi Tenggara, Selasa (19/4/2022). - (Kementan)

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Alien Mus meyakini keseluruhan komoditas strategis di Sultra so far so good. Ketersediaan bahan pangan pokok di Provinsi Sultra aman terkendali selama Ramadhan.

“Berdasarkan pantuan kami komoditas dari pertanian alhamdulillah aman sampai lebaran. Untuk minyak goreng, menjadi ranah dari perdagangan untuk segera memikirkan kebijakannya,” sebutnya.

Lebih lanjut Politikus Partai Golkar ini mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan, maka jika akan mengatur harga harus dengan melihat letak geografisnya. Menurutnya aspek distribusi pengiriman antar daerah agar menjadi perhatian supaya selisih harga tidak terlalu jauh. “Subsidi juga ditekankan perlu melihat dari sisi letak geografisnya,” ujar Alien.

Pada kunjungan ini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebutkan gambaran umum  keterasediaan 12 pangan pokok strategis di Sultra mencukupi kecuali minyak goreng. Beras dan jagung klop aman, cabai besar tercatat harga Rp 59 ribu per kilogram (kg), cabai rawit Rp 55 ribu per kg, bawang merah Rp 37 ribu per kg,  bawang putih Rp 36 ribu per kg, telur ayam Rp 24 ribu per kg, Daging ayam Rp 33 ribu per kg, daging sapi Rp 129 ribu per kg dan gula pasir Rp 15.600 pers kg.

“Kemudian terkait ketersediaan nasional untuk kedelai aman mencukupi kebutuhan nasional sekitar Rp 200 sampai 250 ribu ton per bulan. Kami tentu perlu backup semua pihak supaya dapat meningkatkan produksi kedelai, baik dari sisi peningkatan produktivitas maupun luas panennya,” jelasnya.

“Mengingat keterbatasan anggaran Kementan jadi kita dorong juga petani supaya bisa memanfaatkan KUR disamping kita juga menggenjot penyediaan benih kedelai yang bermutu, kita kejar ke arah mendekati provitas ideal potensi Litbang yang bisa sampai 3 ton perhektar,” imbuh Suwandi.

Menanggapi hal ini, Anggota komisi IV DPR RI, Andi Akmal menekankan perlunya mapping sentra-sentra kedelai dan stimulus apa yang bisa diberikan ke petani supaya bisa bersama-sama menguatkan sektor hulu. Menurutnya, upaya Kementan harus didukung oleh semua pihak agar penyediaan kedelai mengalami peningkatan dari produksi dalam negeri.

“Kita memang belum bisa swasembada tapi minimal mari sama-sama kita backup Kementan untuk upaya menurunkan importasi ini,” tegasnya.

Sebagai informasi harga kedelai di petani yang rendah menyebabkan turunnya minat petani. Harga selama ini tidak wajar sekitar Rp 6.500 per kg, baru semenjak Covid-19 harga naik sekitar Rp 9.000 per kg, berbeda dengan jagung yang harganya relatif tinggi. Kendala masih rendahnya harga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement