Senin 18 Apr 2022 08:34 WIB

Ramadhan Sebagai Bulan Pesta Kebaikan

Bulan Ramadhan merupakan  momentum perlombaan amal saleh.  

Anak-anak mengikuti tadarus Alquran di Masjid Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (9/4). Tadarus Alquran yang dilaksanakan sehabis melaksanakan shalat Tarawih tersebut rutin digelar pengurus Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin bersama warga setempat untuk meningkatkan amal ibadah saat bulan Ramadhan.
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Anak-anak mengikuti tadarus Alquran di Masjid Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (9/4). Tadarus Alquran yang dilaksanakan sehabis melaksanakan shalat Tarawih tersebut rutin digelar pengurus Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin bersama warga setempat untuk meningkatkan amal ibadah saat bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Rizal Bahara

Banyak orang Islam yang memaknai bahwa Ramadhan itu adalah    waktu untuk berlatih.  Sehingga,  Ramadhan dijadikan sarana utuk latihan melakukan sebanyak-banyaknya amal saleh. Tetapi ada sebagian lagi yang berpikir dan berpandangan lain dimana Ramadhan di maknai sebagai pesta kebaikan atau amal saleh di mana banyak sekali cabang amal saleh yang diperlombakan dan tentunya banyak juga hadiah yang disediakan. Mereka memaknai Ramadhan layaknya seperti olimpiade. 

Jika kita memaknai bahwa bulan Ramadhan sebagai perlombaan amal saleh,  maka cara menyikapinya akan berbeda. Di mana kita  akan berusaha sebaik-sebaiknya untuk menuju kemenangan di setiap cabang amal saleh yang ada di bulan Ramadhan. Semua aspek sudah di persiapkan untuk menjadi pemenang sebelum memasuki  olimpiade amal saleh tersebut (sebelum Ramadhan tiba). Syarat-syarat untuk menjadi peserta disiapkan sebelumya, latihan -latihan lebih dipersering dan dipersiapakan sebelum even besar tersebut berlangsung. 

Sebagaimana kita ketahui,  bahwa ulama salaf telah mempersiapkan Ramadhan  enam  bulan sebelumnya, di antaranya berdoa agar bisa menjadi peserta dalam lomba amal saleh di bulan Ramadhan. Momentum Ramadhan menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu oleh mereka karena mereka tahu akan keutamaan bulan Ramadhan. 

 

Bagaimana Nabi Muhammad SAW mempersiapkan bulan Ramadhan? Rasullullah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban sebagai persiapan memasuki bulan Ramadhan. Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata “Saya sama sekali belum pernah melihat Rasulullah ﷺ berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.” Dalam riwayat lain, “Beliau berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.” (HR. Muslim: 1156). Sehingga dapat  kita ambil hikmahnya bawah Rosul dan para ulama atau generasi sahabat telah mempersiapkan Ramadhan jauh-jauh hari sebelum perlombaan amal saleh di Ramadhan dilaksanakan.

Kini kita berada di bulan Ramadhan. Ramadhan sebaiknya dipahami sebagai ajang berlomba dalam kebaikan,  bukan lagi menjadi ajang latihan. Jika kita berpikir Ramadhan sebagai perlombaan,  maka Ramadhan akan dimanfaatkan dan dioptimalkan sebaik mungkin. 

Untuk meningkatkan hasil diperluakan adanya indikator keberhasilan.  Maka dari itu strategi yang bisa dilakukan adalah melakukan tabulasi atau pencatatan skor yang didapat tiap hari sehingga makin hari makin meningkat. Masyarakat umumnya sebaliknya, semakin mendekati 10 hari terakhir  amal salehnya semakin berkurang.

Semoga kita menjadi salah satu peserta olimpiade amal saleh yang berhasil mendapatkan predikat medali Takwa dari Allah Subhanallahu Wa Ta’ala. Aamiin YRA. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement