Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kemis Pahing

Salah Satu Doa Yang Dilantunkan Berulang-ulang Oleh Nabi Muhammad Pada Malam Lailatul Qadar

Agama | Sunday, 17 Apr 2022, 12:18 WIB

Pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, Nabi Muhammad SAW menyambut malam Lailatul Qadar dengan mengajarkan umatnya untuk beri'tikaf di masjid. Padahal I'tikaf bisa dilakukan kapan saja.

Bahkan dalam pandangan Imam Syafi'i sekalipun hanya sesaat asalkan disertai dengan niat yang suci, Nabi Muhammad SAW selalu melakukannya pada sepuluh hari sepuluh malam terakhir bulan puasa. Di sanalah ia bertadarus dan merenung sambil berdoa.

Doa yang sering dipanjatkan oleh Nabi Muhammad SAW bukan hanya permohonan untuk mendapatkan keutamaan di dunia dan akhirat, tetapi juga untuk menguatkan langkah dalam berusaha mencapai keutamaan yang dimaksud.

Dikutip dari NU, salah satu doa yang paling sering dibaca dan menghayati maknanya adalah:

Baca Selengkapnya...

Doa Nabi Muhammad

Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirat hasanah wa qina 'adzabannar.

(Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa api neraka).

Artinya kekuatan atau kemampuan untuk mendapatkan kebajikan. Karena doa itu sendiri mengandung makna sebuah permintaan yang disertai dengan usaha.

Jika hal ini dapat dicapai oleh manusia, maka jelaslah bahwa ia telah memperoleh kemuliaan dunia dan akhirat.

Oleh karena itu, tidak heran jika kita mendengar jawaban Rasulullah SAW yang merujuk pada doa ketika istrinya, Aisyah radhiyallahu anha menanyakan doa apa yang harus dibaca jika dia merasakan kehadiran malam lailatul qadar? (Fathoni) Dikutip dari M. Quraish Shihab dalam bukunya "Merangkul Al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat". (Mizan, 1999).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image