Senin 18 Apr 2022 04:45 WIB

Banjir di Afrika Selatan Tewaskan 443 Orang

Diperkirakan hujan lebat masih akan mengguyur KwaZulu-Natal, Afrika Selatan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Bangunan yang hancur akibat diterjang banjir di KwaNdengezi Station, dekat Durban, KwaZulu-Natal, Afrika Selatan, 16 April, 2022. Banjir di Afrika Selatan Tewaskan 443 Orang
Foto: Reuters/Rogan Ward
Bangunan yang hancur akibat diterjang banjir di KwaNdengezi Station, dekat Durban, KwaZulu-Natal, Afrika Selatan, 16 April, 2022. Banjir di Afrika Selatan Tewaskan 443 Orang

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Pejabat Provinsi KwaZulu-Natal (KZN), Afrika Selatan mengatakan banjir menewaskan 443 orang dan kerugian yang disebabkan ditaksir sekitar 10 miliar rand atau 684,58 juta dolar AS. Sementara tim penyelamat masih mencari orang hilang.

Diperkirakan hujan lebat masih akan mengguyur provisi tersebut. Banjir menyebabkan ribuan orang kehilangan rumah, tidak memiliki aliran listrik dan air. Bencana ini juga mengganggu operasi salah satu pelabuhan paling sibuk di Afrika, Durban.

Baca Juga

Pejabat Provinsi KZN yang bertanggung jawab pada pembangunan ekonomi, pariwisata dan lingkungan Ravi Pillay mengatakan korban jiwa bertambah lebih dari 400 orang. Sekitar 40 sampai 50 orang belum dihitung.

"(Kerugiannya) pada titik ini lebih dari 10 miliar," kata Pillay pada stasiun televisi Newzroom Afrika, Ahad (17/4/2022).

Stasiun televisi SABC pada Sabtu (16/4/2022) memperkirakan jumlah korban jiwa mencapai 398 orang, sementara 27 orang masih dinyatakan hilang. Kantor Presiden Cyril Ramaphosa mengeluarkan pernyataan yang mengatakan ia menunda kunjungan kerja ke Arab Saudi untuk fokus menanggulangi bencana.

Ramaphosa dilaporkan akan menggelar rapat dengan menteri-menterinya untuk mengasesmen respons krisis ini. Pillay mengatakan tingkat okupansi sejumlah hotel di KZN jelang pekan Paskah mencapai 70 persen tapi banyak yang membatalkannya. Ia memperkirakan sekitar 30 persen membatalkan pesanan kamar.

"Ini sangat disayangkan karena, kami baru saja bangkit dari 2,5 tahun yang sangat traumatis, dan angka pariwisata kami sebenarnya tumbuh dengan sangat baik pada bulan Januari, Februari, dan Maret," katanya.

"Kami menantikan Paskah yang terkenal itu, tapi itu terjadi jadi," tambahnya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement