Ahad 17 Apr 2022 23:44 WIB

Posramil di Maybrat Papua Barat Kembali Diserang Orang Bersenjata Tajam

Tak ada korban jiwa dalam serangan targetkan Posramil Maybrat Papua Barat

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Nashih Nashrullah
Garis Polisi. Ilustrasi. Tak ada korban jiwa dalam serangan targetkan Posramil Maybrat Papua Barat
Foto: Antara
Garis Polisi. Ilustrasi. Tak ada korban jiwa dalam serangan targetkan Posramil Maybrat Papua Barat

REPUBLIKA.CO.ID, MAYBRAT — Posramil Maybrat di Papua Barat kembali mendapatkan serangan. Pada Ahad (17/4) dini hari waktu setempat, seorang pria mabuk sambil membawa parang mengampiri markas militer di Kampung Suswa, Distrik Mare tersebut.

Tak ada korban jiwa dalam serangan itu. Karena pemabuk yang teridentifikasi bernama Frangky Nauw itu berhasil dilumpuhkan dengan peluru tajam.

Baca Juga

Kepala Penerangan Kodam XVIII Kasuari, Kolonel Hendra Pesireron mengatakan, belum mengetahui motif terang dari aksi nekat yang dilakukan oleh Frangky Nauw itu.

Saat ini pelaku penyerangan masih dalam pertolongan medis, setelah dberhasil dilumpuhkan,” kata Hendra dalam siaran pers kepada Republika.co.id di Jakarta, Ahad (17/4/2022).

 

Hendra memastikan, kondisi pelaku penyerangan, masih hidup. “Dan dari kejadian tersebut, saat ini dalam tahap penyelidikan dari aparat yang berwenang di wilayah tersebut,” sambung Hendra.

Hendra menerangkan, penyerangan yang dilakukan oleh Frangky Nauw itu tak diduga. Kejadian bermula dari Frangky Nauw, laki-laki 50-an tahun diketahui dalam kondisi habis minum-minuman miras.

Frangky Naw diketahui warga Kampung Nafasi yang dikenal sebagai Ketua Bamuskam Nafasi. Ia nekat membawa parang mendatangi Posramil Mare.

Dari laporan, Frangky Nauw tak sendiri. Dia turut membawa sejumlah orang lain, yang juga dalam kondisi mabuk dan membawa senjata-senjata tajam menyambangi Posramil Mare.

Saat Frangky Nauw bersama rombongannya tiba di depan Posramil, ada Letda Inf Damanik bersama anggota lainnya, yang sedang melaksanakan tugas-tugas harian.

Melihat ada orang-orang mabuk datang membawa parang di depan Posramil, Letda Damanik meminta agar Frangk Nauw dan  gerombolannya itu untuk tak mendekat, dan tak nekat masuk ke dalam Posramil.

“Peringatan itu disampaikan dengan kata-kata agar tidak mendekat,” kata Hendra. Akan tetapi, dikatakan Frangky Nauw tak menggubris peringatan itu, dan tetap nekat masuk dengan tetap membawa parang.

“Salah satu anggota Posramil, sempat memberikan tembakan peringatan  pertama ke arah udara agar pelaku (Frangky Nauw) mundur,” terang Hendra. Tetapi, peringatan kedua itu, pun tak dihiraukan oleh Frangky Nauw.

“Sehingga anggota kembali memberikan tembakan peringatan ke dua ke arah tanah,” ujar Hendra.

Meski begitu, Frangky Nauw tetap bergeming dan nekat menaiki tangga Posramil sambil mengayun-ayunkan parangnya ke arah Danramil. “Jaraknya sekitar satu meter,” terang Hendra.

Karena melihat kondisi genting tersebut, kata Hendra, anggota Posramil terpaksa melakukan tindakan tegas dengan menembakkan peluru ke arah Frangky Nauw.

“Tembakan peringatan ketiga itu, mengenai mata kaki sebelah kanan pelaku,” ujar Hendra.

Dengan tembakan tersebut, Frangky Nauw tak lagi melanjutkan aksinya karena mengerang kesakitan. “Beberapa orang yang semula bersama pelaku, setelah tembakan peringatan itu, juga melarikan diri,” kata Hendra.

Penyerangan Posramil di Maybrat, Papua Barat ini, bukan kali pertama. September 2021 lalu, Posramil di Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan juga menjadi sasaran penyerangan kelompok bersenjata tajam.

Penyerangan yang dilakukan oleh 30-an orang waktu itu, menewaskan empat anggota militer yang bertugas di pos militer tersebut.   

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement