Ahad 17 Apr 2022 22:07 WIB

Waskita Dipercaya Bangun Infrastruktur KA Medan Senilai Rp 508 M

Proyek kali ini cukup menantang mengingat sudah terbangun jalur elevated yang aktif.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Petugas kebersihan melintas di samping kereta api Railink di Stasiun Besar Medan, Sumatra Utara, Kamis (2/1/2021).  PT Waskita Karya (Persero) Tbk melalui unit bisnisnya, Building Division dipercaya membangun sejumlah infrastruktur Kereta Api di wilayah Medan dan sekitarnya.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Petugas kebersihan melintas di samping kereta api Railink di Stasiun Besar Medan, Sumatra Utara, Kamis (2/1/2021). PT Waskita Karya (Persero) Tbk melalui unit bisnisnya, Building Division dipercaya membangun sejumlah infrastruktur Kereta Api di wilayah Medan dan sekitarnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk melalui unit bisnisnya, Building Division dipercaya membangun sejumlah infrastruktur Kereta Api di wilayah Medan dan sekitarnya. Pekerjaan tersebut tertuang dalam kontrak baru yang ditandatangani Senior Vice President (SVP) Building Division Waskita Karya Anak Agung Gede Sumadi bersama Pejabat Penandatangan Kontrak (PPK) Kementerian Perhubungan Muhlis Hanggani Capah di Hotel Aryaduta, Medan, Sumatera Utara.

Penandatangan ini disaksikan juga oleh Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumbagut, Dandun Prakosa. "Di dalam kontrak tersebut, Waskita dipercaya untuk pembangunan proyek Jalur Kereta Api Lintas Medan – Binjai dan Medan – Araskabu (JLKAMB 1) dengan nilai kontrak Rp 126 miliar," ujar Direktur Operasi I Waskita Karya I Ketut Pasek Senjaya Putra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (17/4/2022).

Baca Juga

Selain Jalur Kereta Api, ucap Pasek, Waskita juga meraih kontrak untuk pembangunan Emplasemen dan Bangunan Stasiun Medan Tahap II (JLKAMB 6) dengan nilai kontrak Rp 382 miliar.

Pasek menyampaikan stasiun ini adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di perbatasan antara Kelurahan Kesawan (Medan Barat) dan Gang Buntu (Medan Timur). Pasek mengatakan stasiun yang terletak pada ketinggian +22 meter di atas permukaan laut ini merupakan stasiun kereta api utama KAI Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh yang setiap harinya melayani ribuan penumpang ke berbagai wilayah di Sumatra Utara.

Pasek menyebut proyek pekerjaan ini banyak tantangan terutama pada pembangunan Stasiun Utama Kota Medan. Pasek menyebut pekerjaan Pembangunan Emplasemen dan Bangunan Stasiun Medan Tahap II ini pekerjaan pengembangan yang penuh tantangan karena stasiun yang masih aktif beroperasi. 

"Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan ini adalah lokasi yang sudah terbangun jalur elevated dan jalur track bawah yang aktif digunakan," kata Pasek.

SVP Building Division Waskita Karya Anak Agung Gede Sumadi mengatakan alat berat yang akan digunakan dalam pekerjaan ini seperti mesin bore pile, crane juga launcher gantry membutuhkan space atau ruang bebas dalam melakukan aktivitas.

"Masing-masing proyek ini membutuhkan waktu pengerjaan 900 hari. Koordinasi dengan pihak Kereta Api sangat diperlukan karena pekerjaan dapat dilakukan pada saat window time atau kereta api tidak dalam posisi melayani penumpang dalam menaikkan atau menurunkan penumpang di stasiun tersebut atau pada titik pekerjaan," ucap Agung.

Agung mengatakan pembangunan JLKAMB 1 lintas Medan – Binjai dilakukan dari Km 0+000 s/d Km 1+745 (P0 - P8) dan untuk lintas Medan – Araskabu yaitu Km 0+000 s/d Km 0+500. Kata Agung, lingkup pekerjaan Waskita pada pembangunan Jalur Kereta Api ini nantinya meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan pendukung teknis, pekerjaan pier-pier dan pekerjaan track. Sementara pada pembangunan JLKAMB 6 adalah pembangunan Stasiun Kereta Api Elevated. 

"Titik Pekerjaan berada pada Statiun Eksisting (Stasiun Medan) yang aktif beroperasi. Lingkup pekerjaan Waskita pada pembangunan stasiun ini meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan bore pile, pile cap, pier, box gider, voided slab, struktur baja sampai mekanikal dan elektrikal," ungkap Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement