Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Akankah Media Cetak Tetap Ada di Hadapan Kita ?

Bisnis | Sunday, 17 Apr 2022, 05:46 WIB

Di tengah arus teknologi yang berkembang pesat khususnya dalam dunia informasi, kini hampir sebagian besar masyarakat beralih kepada media online karena terasa efektif dan bisa diakses di mana saja. Namun begitu, dengan terjadinya kondisi semacam ini maka tentu saja membuat pengelola surat kabar media cetak pontang panting karenanya sebab harus melakukan efisiensi dalam berbagai hal bahkan sudah ada pula yang sudah tidak terbit lagi alias hanya tinggal nama.

Republika salah satu media cetak yang banyak pembacanya (FOTO : Republika)

Hempasan wabah COVID 19 pun memaksa pengelola penerbitan media cetak terkena pula imbasnya karena harga kertas pun semakin meningkat dan mungkin keberadaannya pun terbatas. Kalaupun ada yang masih mencetak tentu dikurangi halamannya dan bahkan biasanya harga pun dinaikkan. Kondisi ini diperparah dengan daya beli masyarakat yang berkurang, dengan alasan kalaupun ada uang lebih baik dibelikan untuk kebutuhan sehari-hari.

Jika sepeuuh tahun yang lalu koran atau media cetak menjadi primadona dan ditunggu-tunggu oleh pembaca. Justeru saat ini malah semakin turun pamornya karena selain ribet harus membeli kepada penjual keliling atau yang mangkal di lapak-lapak juga dirasa lebih efektif mencari berita pada handphone yang dimilikinya. dalam waktu sepersekian detik maka berita yang dibtuhkan akan muncul dengan sendirinya.

Miris memang, bukan saja terjadi berhentinya penerbitan atau perusahaan penerbitan turun oplahnya melainkan dampak itu sangat terasa bagi mereka yang berjualan media cetak atau koran. Para penjual koran ini pendapatannya jelas sangat menurun terlebih saat ini sudah tak berlaku konsinyasi alias titip jual melainkan harus membeli secara cash sehingga kalau tak laku maka kerugian yang akan dialami.

Tetapi di balik kondisi yang seperti itu terjadi, tetap saja penulis tak melewatkan untuk membeli media cetak kepada penjual yang berkeliling di sekitar tempat tinggal. Biasanya sering beli dua koran tetapi karena koran yang satunya sudah tidak terbit makanya cukup beli satu saja. Selain karena memang butuh dengan berita yang disajikan pada lembaran media cetak itu juga setidaknya bisa membantu penjual koran itu sendiri agar bisa mendapatkan penghasilan dari usaha yang telah digelutinya sejak lama, karena mau berpindah dia bingung untuk memilih usaha apalagi.

Pada satu sisi kita memang tak bisa membantah jika kemajuan teknologi sangat penting bagi kehidupan. Kondisi ini jelas tak bisa ditolak. Era digitalisasi memang tak bisa ditolak atau dibendung karena menjadi sebuah kebutuhan yang tak terelakkan di zaman seperti sekrang ini. Maka tentu saja para pengelola peusahaan media cetak yang masih menerbitkan surat kabar cetak ini jelas harus pandai-pandainya mengelola penerbitan yang ada jika ingin tetap bertahan sebab jika tidak maka mungkin di kemudian hari akan tinggal nama saja.

Namun demikian, surat kabar cetak tetap masih dibutuhkan dan relevan untuk menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat kita atau setidaknya bisa menjadi sumber bacaan anggota keluarga kita. Ujungnya setelah dibaca koran tersebut akan ditumpuk yang kemudian ditimbang dan dijual untuk membungkus sesuatu atau setelah dibaca biasanya dibutuhkan oleh para pelajar jika ada tugas kliping dari sekolah.

Yang menjadi pertanyaan kita bersama akan sampai kapan penerbitan media cetak ini akan tetap ada dan eksis. Bahkan bisa jadi lambat laun akan kembali berkurang dan akhirnya hanya beberapa media cetak saja yang akan mampu bertahan dan pertanyaan yang tak bisa terbantahkan pula, masih adakah orang yang kelak akan membeli media cetak atau koran itu sendiri ? Syukur-syukur masih ada tetapi kondisi akan terlihat semakin berat dan hanya tinggal menunggu giliran saja kemudian untuk berhenti. Hingga mungkin suatu kelak media cetak atau koran akan sulit didapatkan atau menjadi barang yang langka seiring para penjualnya beralih profesi dan lapak-lapak koran pun kelak mungkin takkan terlihat lagi.

Ini memang realita tetapi sekali lagi semua akan kembali kepada pengelola penerbitan itu sendiri. Jika memang masih bisa menguntungkan dan bisa mendapatkan iklan tentu saja akan tetap bisa selalu mencetaknya tetapi jika itu tak menghasilkan ketungan maka bisa saja kemudian pemiliknya akan segera menutupnya. Semoga media cetak itu akan selau ada dan kalaupun kelak sudah tak ada mungkin akan menjadi sejarah yang takkan terlupakan oleh umat manusia.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image