Ahad 17 Apr 2022 05:28 WIB

Politikus Stram Kurs Denmark Lakukan Provokasi Membakar Alquran di Swedia

Rasmus Paludan membakar salinan Alquran di Kota Linkoping, Swedia, Kamis (14/4/2022).

Rasmus Paludan, pemimpin dari partai sayap kanan Denmark, Stram Kurs membuat tindakan provokatif dengan membakar salinan Alquran di ruang terbuka di Kota Linkoping, Swedia, yang dikenal banyak penduduk Muslim tinggal di kawasan tersebut.
Foto: Dok TRT World
Rasmus Paludan, pemimpin dari partai sayap kanan Denmark, Stram Kurs membuat tindakan provokatif dengan membakar salinan Alquran di ruang terbuka di Kota Linkoping, Swedia, yang dikenal banyak penduduk Muslim tinggal di kawasan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, LINKOPING -- Sebuah rekaman menunjukkan politikus anti-Muslim Denmark, Rasmus Paludan membakar salinan Alquran di daerah berpenduduk Muslim di Swedia.

Paludan ditemani oleh polisi, menuju ke ruang publik terbuka di Kota Linkoping. Dilaporkan Press TV, ia kemudian meletakkan Alquran dan membakarnya sambil mengabaikan protes yang muncul dari warga sekitar.

Baca Juga

TRT World melaporkan, ulah pemimpin dari partai sayap kanan Denmark, Stram Kurs yang membakar salinan Alquran di kawasan yang dihuni penduduk Muslim di Linkoping, Swedia terjadi pada Kamis (14/4/2022). Sekitar 200 demonstran berkumpul di Alun-Alun Linkoping yang terletak di bagian selatan Swedia, untuk memprotes tindakan Paludan.

Kelompok itu mendesak polisi untuk tidak membiarkan pemimpin rasis tersebut melakukan tindakannya. Namun, Paludan yang dikawal polisi mengabaikan protes dari massa dan tetap membuat tindakan provokatif membakar kitab suci umat Islam pada bulan Ramadhan.

"Setelah polisi mengabaikan panggilan tersebut, insiden pecah dan kelompok tersebut menutup jalan untuk lalu lintas, melempari polisi dengan batu," demikian laporan TRT World.

Tindakan anti-Muslim serupa telah dilakukan oleh kelompok rasis sayap kanan Denmark beberapa tahun sebelumnya. Paludan pernah pula membakar Alquran pada 2019, dengan membungkus kitab suci umat Islam dengan daging asap dan melemparkannya ke udara. Pada September 2020, Paludan pun dilarang masuk ke Swedia selama dua tahun.

Kemudian pada Oktober 2021, Paludan dicegah memasuki Jerman untuk beberapa waktu. Hal itu setelah politikus anti-Muslim yang kontroversial tersebut mengumumkan rencana untuk mengadakan demonstrasi provokatif di Berlin, ibu kota Jerman.

Politikus kelahiran Turki di Swedia, Mikail Yuksel yang mendirikan Partai Warna Berbeda mengatakan, provokasi 'Islamofobia' dari politikus anti-Muslim rasis di bawah perlindungan polisi terus berlanjut di beberapa kota di seluruh Swedia.

Yuksel mengatakan, Paludan secara khusus memilih lingkungan yang padat penduduk Muslim dan lokasi dekat masjid untuk melakukan provokasi. "Di Swedia, yang membela hak asasi manusia, kebebasan beragama dan hati nurani dengan nada tertinggi, Quran dibakar di lingkungan Muslim di bawah perlindungan polisi," kata Yuksel mengecam.

Baca: Politikus Irlandia Bongkar Kemunafikan Barat Sanksi Rusia, tapi Tutup Mata Kejahatan Israel

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement