Ahad 17 Apr 2022 03:17 WIB

Rusia Tahan Editor karena Buat Laporan Soal Polisi tak Mau Ikut Perang Ukraina

Editor Rusia terkenal Mikhail Afanasyev terancam dipenjara 10 tahun

Rep: Febryan. A/ Red: Nur Aini
Polisi Rusia, ilustrasi. Pengadilan Rusia memerintahkan penahanan pra-persidangan terhadap seorang editor berita pada Jumat (15/4/2022).
Foto: AP/Dmitri Lovetsky
Polisi Rusia, ilustrasi. Pengadilan Rusia memerintahkan penahanan pra-persidangan terhadap seorang editor berita pada Jumat (15/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pengadilan Rusia memerintahkan penahanan pra-persidangan terhadap seorang editor berita pada Jumat (15/4/2022). Sang editor diproses hukum karena membuat laporan soal 11 polisi anti-huru hara Rusia tak mau ikut perang di Ukraina.

Komite Investigasi, lembaga yang menyelidiki kasus-kasus besar, menggerebek apartemen sang editor pada awal pekan ini. Setelah mendapat perintah pengadilan, Komite Investigasi menyatakan bahwa pemimpin redaksi situs web berita di wilayah Khakassia Siberia itu telah ditempatkan dalam penahanan pra-persidangan karena menyebarkan "informasi palsu yang disengaja."

Baca Juga

Komite Investigasi cabang Khakassia tidak merilis nama sang editor itu, tapi dia diketahui sebagai Mikhail Afanasyev. Dia adalah editor di “Novyi Fokus” (Fokus Baru), sebuah situs web berita di Khakassia.

Mengutip AlArabiya News, penyelidik menyatakan bahwa Afanasyev akan dipenjara selama 10 tahun jika terbukti bersalah. Afanasyev (45 tahun) sebelum ditangkap, menyatakan bahwa dirinya tak akan kabur meninggalkan Rusia. "Saya tidak akan meninggalkan negara ini, saya keras kepala dan ingin melakukan perlawanan," katanya kepada AFP pada awal April.

Afanasyev diketahui merupakan editor pemenang penghargaan. Dia dikenal karena kerap meliput isu-isu sensitif di Khakassia. Dia telah bertahun-tahun terlibat dalam berbagai tuntutan hukum pencemaran nama baik atas laporan independennya.

Afanasyev ditahan kali ini karena berita yang dia buat pada awal April lalu. Dalam berita itu, dia melaporkan bahwa 11 polisi anti huru hara OMON Rusia menghadapi tekanan dari pihak berwenang setelah menolak pergi ke Ukraina.

Laporan Afanasyev lantas dikutip secara luas di media sosial. Regulator media Rusia lalu memblokir media independen The Moscow Times karena mengutip laporan Afanasyev.

Sejak Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, Pemerintah Rusia meningkatkan upaya pembungkaman terhadap kritik atas operasi militer di negeri tetangganya yang pro-Barat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement