Sabtu 16 Apr 2022 14:45 WIB

Kemenperin Buka Program Jarvis 2022,Targetkan Jaring 3.877 Mahasiswa

Kemenperin memberikan kesempatan yang sama bagi lulusan SMA, SMK, dan MA.

Rep: Novita Intan/ Red: Satria K Yudha
Tingginya persaingan dalam penyerapan tenaga kerja, mengharuskan lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) wajib memiliki keahlian dengan standar kompetensi nasional sebagai bukti telah mampu menguasai suatu bidang ilmu yang dipelajari.
Foto: istimewa
Tingginya persaingan dalam penyerapan tenaga kerja, mengharuskan lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) wajib memiliki keahlian dengan standar kompetensi nasional sebagai bukti telah mampu menguasai suatu bidang ilmu yang dipelajari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan program Jalur Penerimaan Vokasi Industri (Jarvis) 2022. Jarvis merupakan platform inovasi BPSDMI Kemenperin yang digunakan untuk melakukan proses seleksi penerimaan siswa dan mahasiswa baru secara daring pada seluruh unit pendidikan di bawah naungan Kemenperin, yakni 10 Politeknik, dua akademi komunitas, dan sembilan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Kepala BPSDMI Arus Gunawan mengatakan, Kemenperin melalui Jarvis memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh lulusan SMA, SMK, MA, dan madrasah aliyah kejuruan (MAK) untuk masuk ke politeknik dan akademi komunitas Kemenperin. Jarvis juga memberikan kesempatan bagi lulusan SMP dan madrasah tsanawiyah untuk masuk ke SMK Kemenperin.

"Jarvis diluncurkan sebagai bentuk komitmen Kemenperin untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sehingga menjadi sumber daya manusia yang kompeten dan menjawab kebutuhan industri. Jarvis yang telah diselenggarakan ketiga kalinya ini merupakan upaya Kemenperin dalam beradaptasi dengan keadaan saat ini di mana kita harus bertransformasi ke dunia digital," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (16/4/2022).

Pada penyelenggaraan Jarvis 2022, Kemenperin memiliki target untuk menjaring 3.877 mahasiswa baru yang termasuk di dalamnya sebanyak 498 mahasiswa dengan bebas biaya kuliah, terdiri atas 96 mahasiswa di Politeknik Industri Logam Morowali, serta 120 mahasiswa di Politeknik Industri Furniture dan Pengolahan Kayu Kendal.

Berikutnya, 72 mahasiswa di Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng dan 210 mahasiswa pada Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta. Sedangkan untuk SMK, Kemenperin akan menampung sebanyak 2.537 siswa di SMK-SMAK/SMTI Kemenperin.

Seluruh unit pendidikan vokasi industri Kemenperin yang tersebar di 11 provinsi Indonesia telah menerapkan pendidikan berbasis kompetensi yang bermitra dengan industri penggunanya, mulai dari proses perekrutan, prakerin, sampai penempatan kerja sehingga seluruh lulusan sekolah dan kampus Kemenperin dapat terserap oleh industri, melanjutkan pendidikan, dan menjadi wirausaha.

"Sekolah dan kampus Kemenperin memiliki kualitas yang menjadi best practice penyelenggaraan pendidikan sistem ganda yang link and match dengan industri, terbukti dari terpilihnya SMAK Bogor dan SMTI Yogyakarta sebagai SMK terbaik di Indonesia pada posisi pertama dan ketiga selama dua tahun berturut-turut," tutur Arus.

Arus menambahkan, penyelenggaraan pendidikan vokasi bertaraf global tersebut bertujuan untuk mendukung pembangunan industri nasional yang berdaya saing dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara industri tangguh.

"Pertumbuhan Industri nasional perlu didukung oleh penyediaan sumber daya manusia industri unggul untuk memenuhi kebutuhan sebesar 682 ribu orang per tahun. Maka itu, diperlukan program link and match antara unit pendidikan dan pelatihan dengan industri penggunanya," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement