Sabtu 16 Apr 2022 13:34 WIB

Populasi Jepang Terus Turun, Angka Kematian Lampaui Kelahiran

Jepang hadapi tantangan jumlah tenaga kerja yang menurun dan populasi yang beruban

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Warga berjalan di kawasan padat di Tokyo, Jepang. Jepang hadapi tantangan jumlah tenaga kerja yang menurun dan populasi yang beruban. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Koji Sasahara
Warga berjalan di kawasan padat di Tokyo, Jepang. Jepang hadapi tantangan jumlah tenaga kerja yang menurun dan populasi yang beruban. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Populasi Jepang mencapai 125,5 juta pada 1 Oktober 2021. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 644 ribu jiwa dari tahun sebelumnya. Kantor Berita Kyodo mengutip Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi menyatakan penurunan terbesar sejak data yang sama tersedia pada 1950.

Pada Juni 2021, Jepang telah melaporkan populasinya menurun sebesar 0,7 persen selama lima tahun terakhir. Jumlah ini membuat negara itu keluar untuk pertama kalinya sejak 1950 dari 10 negara teratas dunia dalam hal populasi.

Baca Juga

Populasi anak di negara itu juga menurun karena data terbaru menunjukkan Jepang mengalami penurunan selama 40 tahun terakhir. Hanya terjadi 831 ribu kelahiran pada tahun 2021, jumlah itu melampaui 1,44 juta kematian pada tahun itu.

Kondisi ini membuat negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia bergulat dengan populasi yang menua. Jepang juga termasuk di antara 33 negara dengan rasio populasi anak terendah, bersama dengan Korea Selatan dan Italia.

Jepang menghadapi tantangan ganda dari tenaga kerja yang menurun dan populasi yang beruban. Namun, laju penurunan populasi telah melambat dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi itu dibantu oleh peningkatan pekerja asing yang datang ke Jepang di bawah sistem visa yang dilonggarkan untuk membantu meringankan kekurangan tenaga kerja.

Meski begitu, jumlah warga negara asing yang tinggal di Jepang turun 25 ribu menjadi 2.722.000 jiwa. Penurunan ini terjadi akibat pengaturan perbatasan yang ketat yang diberlakukan untuk mengurangi kasus virus corona dari luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement