Jumat 15 Apr 2022 13:39 WIB

Pasar Mitra Tani Kalimantan Barat Hadirkan Gelar Pangan Murah

GPM akan rutin dilaksanakan untuk mudahkan masyarakat mendapatkan bahan pangan pokok

Pasar Mitra Tani (PMT) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) binaan Kementerian Pertanian menyelenggarakan Gelar Pangan Murah (GPM) pada Rabu (13/4/2022).
Foto: Kementan
Pasar Mitra Tani (PMT) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) binaan Kementerian Pertanian menyelenggarakan Gelar Pangan Murah (GPM) pada Rabu (13/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Pasar Mitra Tani (PMT) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) binaan Kementerian Pertanian menyelenggarakan Gelar Pangan Murah (GPM) pada Rabu (13/4/2022) lalu. Kegiatan yang didukung oleh Direktorat Jenderal Hortikultura dan Dharma Wanita Provinsi Kalbar ini dilakukan untuk meningkatkan dan memperkuat akses masyarakat terhadap bahan pangan yang berkualitas dengan harga terjangkau, terutama pada Bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri tahun 2022 ini.

Acara GPM secara resmi dibuka oleh Pembina Dharma Wanita Kalbar, Lismaryani Sutarmidji. Menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), harga pangan memang cenderung mengalami kenaikan, salah satunya karena adanya peningkatan permintaan. Meskipun demikian, berdasarkan data prognosa Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar serta Data Harga dan Ketersedian Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar, diketahui ketersediaan pangan pokok cukup aman dan terkendali.

Baca Juga

Gelaran GPM ini disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat sekitar karena harga yang dipatok jauh lebih murah dari harga pasar. Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto menyampaikan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam mengawal ketersediaan pangan pokok di daerah melibatkan secara aktif Pasar Mitra Tani (PMT)/Toko Tani Indonesia Center (TTIC) yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

“Kegiatan ini ditujukan untuk mendukung stabilitas harga dan ketersediaan pangan terutama di wilayah-wilayah yang defisit yang memerlukan intervensi. Selanjutnya, kegiatan GPM ini diharapkan dapat melibatkan beragam stakeholder terkait logistik ketersediaan dan distribusi pangan di daerah, serta perlu diselenggarakan secara rutin di titik-titik terdekat dengan masyarakat,” ujar Prihasto saat dihubungi terpisah.

Dalam kegiatan GPM ini, PMT Kalbar menjual berbagai komoditas pangan yang dibutuhkan masyarakat, meliputi bahan pangan pokok/strategis seperti beras medium (Rp 8.800/kg), beras merah (Rp 18.000/kg), minyak goreng (Rp 20.000/liter), gula pasir (Rp 12.000/kg), bawang merah (Rp 18.000/kg), bawang putih (Rp 24.000/kg), cabai keriting (Rp 35.000/kg), cabai hijau (Rp 25.000/kg), telur ayam (Rp 24.000/kg), daging kerbau (Rp 95.000/kg), dan daging ayam beku (Rp 33.000/kg).

Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman yang turut hadir pada GPM di Kalbar menyampaikan peran PMT/TTIC sangat penting sebagai instrumen dalam menjaga stabilitas harga dan ketersedian bahan pangan. “PMT/TTIC ini dapat berperan memperpendek rantai pasok dengan mendekatkan sumber produksi pangan, sehingga mudah diakses oleh masyarakat dengan harga terjangkau. Dengan demikian, ditargetkan ketersediaan pangan terjaga dengan harga masih terjangkau oleh masyarakat,” jelas Liferdi.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar Heronimus Hero menyampaikan GPM akan rutin dilaksanakan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan bahan pangan pokok. “Model Gelar Pangan Murah seperti ini setiap hari dilaksanakan di PMT Kalbar yang berlokasi di kantor kami. Namun hari ini dilaksanakan khusus dengan kapasitas yang lebih banyak dan harga yang lebih murah. Kami sediakan seribu paket. Terima kasih kepada para distributor, Ditjen Hortikultura, serta para UMKM yang turun berpartisipasi dengan aneka produk olahannya. Semoga ke depannya, program ini terus berjalan lancar dan dapat membantu akses masyarakat ke pangan murah yang berkualitas,” ujar Hero.

Pada acara GPM, Direktorat Buah dan Florikultura juga melaksanakan pembagian buah gratis. Pembagian buah ini dalam rangka promosi konsumsi buah untuk meningkatkan angka konsumsi buah masyarakat Indonesia yang secara umum masih belum tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement