Jumat 15 Apr 2022 05:05 WIB

Bank Dunia Lihat Ada Celah Bagi Afghanistan Hindari Keruntuhan Ekonomi

Bank Dunia memperingatkan bahwa prospek ekonomi Afghanistan amat mengerikan.

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Bank Dunia. Bank Dunia memperingatkan bahwa prospek ekonomi Afghanistan amat mengerikan.
Bank Dunia. Bank Dunia memperingatkan bahwa prospek ekonomi Afghanistan amat mengerikan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Bank Dunia mendesak bahwa satu-satunya cara Afghanistan akan mampu menghadapi keruntuhan ekonomi adalah jika Taliban menghormati hak asasi manusia dan memiliki rencana ekonomi yang sehat. 

“Afghanistan dapat menghindari keruntuhan ekonomi, tetapi hanya jika ia menerima bantuan internasional dan jika pemerintah Taliban menghormati hak asasi manusia dan manajemen keuangannya yang sehat,” kata Bank Dunia, dilansir dari Alaraby, pada Kamis (14/4).

Baca Juga

Menurut Bank Dunia, cara ini memungkinkan untuk menyelamatkan perekonomian Afghanistan dari ambang kehancuran. Hal ini diungkapkan oleh pemberi pinjaman pembangunan yang berbasis di Washington dalam sebuah pernyataan, menunjuk ke sektor pertanian dan sumber daya alam Afghanistan, populasi muda dan peningkatan keamanan.

"Tetapi bergerak menuju lintasan ini akan membutuhkan tindakan baik oleh komunitas internasional dan pemerintahan sementara Taliban," kata Bank Dunia.

Di antara para donor, ada harapan bahwa Pemerintahan Interim Taliban mematuhi standar dasar untuk perlakuan terhadap perempuan dan anak perempuan, menghormati hak asasi manusia dan manajemen ekonomi yang baik.

Sejak mengambil alih kekuasaan Agustus lalu, Taliban telah kembali dengan janji-janji versi yang lebih lembut daripada aturan keras mereka ketika berkuasa pada 1996 hingga 2001.

Namun, akhir bulan lalu, Taliban membatalkan keputusan mereka untuk mengizinkan anak perempuan belajar di sekolah menengah. Hingga kini belum ada penjelasan resmi dari Taliban terkait pembatalan tersebut.

Negara itu juga mengalami krisis ekonomi yang serius setelah negara-negara membekukan aset Afghanistan yang disimpan di luar negeri dan menghentikan bantuan, meskipun beberapa bantuan telah dipulihkan.

Bank Dunia memperingatkan bahwa kondisi saat ini, prospek ekonomi Afghanistan amat mengerikan. Bank Dunia memperkirakan PDB per kapita akan turun 30 persen pada akhir tahun ini dibandingkan dengan 2020, sementara pendapatan per kapita kemungkinan turun sebesar ketiga di bulan-bulan terakhir tahun lalu.

"Ekonomi tidak akan tumbuh cukup cepat untuk meningkatkan mata pencaharian atau menghasilkan peluang bagi 600 ribu warga Afghanistan yang mencapai usia kerja setiap tahun," menurut Bank Dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement