Kamis 14 Apr 2022 14:55 WIB

BI Optimistis Pertanian NTT Meningkat Tahun Ini

Luas lahan produksi kuartal I 2022 meningkat hingga 55,8 persen.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang petani berjalan di atas lahan pertanian di Kelurahan Sikumana, Kota Kupang, NTT, Rabu (26/5/2021). Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) I Nyoman Ariawan Atamaja optimistis pertumbuhan sektor pertanian di NTT akan meningkat pada 2022 dibanding tahun sebelumnya.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang petani berjalan di atas lahan pertanian di Kelurahan Sikumana, Kota Kupang, NTT, Rabu (26/5/2021). Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) I Nyoman Ariawan Atamaja optimistis pertumbuhan sektor pertanian di NTT akan meningkat pada 2022 dibanding tahun sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) I Nyoman Ariawan Atamaja optimistis pertumbuhan sektor pertanian di NTT akan meningkat pada 2022 dibanding tahun sebelumnya.

"Sektor pertanian akan bertumbuh bagus pada 2022 dengan sejumlah indikasi, seperti meningkatkan luas lahan produksi dan infrastruktur pendukung ketersediaan air yang semakin banyak," kata Ariawan dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis (14/4/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan kondisi luas lahan produksi yang tercatat pada kuartal I 2022 meningkat hingga 55,8 persen. Di sisi lain, dukungan infrastruktur untuk ketersediaan air juga semakin banyak dengan pembangunan bendungan yang sudah tuntas di 2021 maupun embung atau waduk.

Ia mencontohkan sejumlah bendungan yang sudah beroperasi seperti Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka. "Tentu ini akan bisa menambah kemampuan panen kita yang tadinya hanya sekali setahun bisa dua atau tiga kali," kata dia.

"Jadi kami optimistis pertumbuhan pertanian NTT di 2022 ini lebih baik dari 2021," ujarnya.

Meski demikian, kata dia, diperlukan kerja keras dari semua elemen pemerintah daerah bersama stakeholders di lapangan termasuk memastikan Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) berjalan sesuai harapan. Ariawan mengatakan di sisi lain kompetensi sumber daya manusia di sektor pertanian perlu terus diperkuat karena produktivitas tenaga kerja masih rendah.

"Berdasarkan kajian kami produktivitas di sektor pertanian di NTT masih sangat rendah. Ini salah satu yang menyebabkan kemiskinan di daerah ini," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement