Rabu 13 Apr 2022 19:42 WIB

Risiko Radang Otot Jantung Akibat Vaksin Covid-19 Lebih Rendah Ketimbang Vaksin Lainnya

Hanya ada 18 kasus radang otot jantung terkait pemberian vaksin Covid-19.

Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19 (ilustrasi). Ilmuwan Singapura mengungkap bahwa risiko radang otot jantung (mioperikarditis) pada penerima vaksin Covid-19 termasuk kecil dibandingkan dengan pemberian vaksin lainnya, seperti vaksin cacar dan influenza.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19 (ilustrasi). Ilmuwan Singapura mengungkap bahwa risiko radang otot jantung (mioperikarditis) pada penerima vaksin Covid-19 termasuk kecil dibandingkan dengan pemberian vaksin lainnya, seperti vaksin cacar dan influenza.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Tim peneliti Singapura menemukan bahwa risiko keseluruhan dari peradangan jantung seusai vaksinasi Covid-19 sebanding atau lebih rendah dari yang disebabkan oleh vaksinasi bukan Covid-19, Straits Times melaporkan pada Selasa (12/4/2022). Hasil riset terbaru itu diterbitkan di Lancet Respiratory Medicine.

Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, para ilmuwan menilik lebih dari 400 juta dosis vaksin di basis data internasional untuk membandingkan risiko mioperikarditis setelah vaksinasi Covid-19 dan penyakit lain. Mereka membandingkannya dengan vaksin influenza dan cacar.

Baca Juga

Mioperikarditis adalah kondisi yang menyebabkan peradangan otot jantung. Para ilmuwan menemukan bahwa vaksinasi Covid-19 menyebabkan 18 kasus mioperikarditis per satu jutaan dosis, sedangkan vaksinasi lainnya menyebabkan 56 kasus, tulis surat kabar tersebut.

Riset itu dilakukan oleh tim peneliti di Singapura. Konsultan senior Kollengode Ramanathan dari Pusat Jantung Nasional Singapura dan Jyoti Somani serta Dale Fisher dari divisi penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Nasional terlibat dalam riset tersebut.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa risiko keseluruhan mioperikarditis tampaknya tak berbeda untuk kelompok vaksin Covid-19 yang baru disetujui ini, dibanding dengan vaksin untuk penyakit lain," kata Ramanathan.

sumber : Antara, Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement